Sulit Ambil Pelatih Asing

[tie_list type=”minus”]Anggaran dari Pemerintah Minim[/tie_list]

JAKARTA – Salah satu evaluasi atas kegagalan Indonesia pada ajang SEA Games 2015 lalu adalah, minimnya pelatih berkualitas yang ada di Indonesia. Salah satu solusinya tentu saja mendatangkan pelatih asing. Namun cekaknya dana yang dikucurkan oleh pemerintah tentu menghambat keinginan cabor-cabor untuk menggaet pelatih-pelatih asing tersebut.

Selama ini, pihak pemerintah hanya menyediakan dana sekitar USD 4.000 sampai USD 5.000 saja untuk tiap bulannya. Alokasi dana tersebut bagi beberapa cabor memang tidak cukup. Untuk cabor renang misalnya, Singapura yang menjadi juara umum renang pada SEA Games 2015 lalu saja mendatangkan pelatih renang, Sergio Lopez Miro dengan bayaran USD 350 ribu per tahun.

Menanggapi hal tersebut Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Djoko Pekik, sadar dengan hal tersebut dan berencana akan menaikkan anggaran untuk gaji pelatih asing.

’’Tentu nanti kita kan meningkatkan SBU (standar biaya umum) karena untuk pelatih asing dianggarkan sekitar Rp 50 juta. Jadi ke depan harus ada, berapa sih standar biaya untuk mendapatkan pelatih asing yang berkualitas,” ujar Djoko Pekik.

Namun , Profesor Universitas Negeri Yogyakarta itu memberikan syarat bahwa cabor-cabor yang ingin mendatangkan pelatih asing berkualitas agar memiliki alasan yang kuat untuk menggunakan tenaga pelatih asing tersebut. Sebab pihaknya tentu tidak bisa mengusulkan proposal kenaikan anggaran tersebut ke Kemenkeu begitu saja, tanpa di dasari alasan serta data yang kuat.

”Sebab kami tidak bisa mengarang dana tersebut begitu saja. Jadi kemungkinan untuk meningkatkan dana pelatih asing itu ada, tapi itu tadi masing-masing dari PB harus ada alasan yang kuat,” ungkapnya.

Beberapa bahan kuat untuk mengajukan proposal tersebut misalnya pengurus dari cabor harus memiliki standar nilai gaji pelatih asing kelas A yang berkualitas dan pelatih asing yang berada di level bawahnya.

Pada SEA Games 2015 lalu, dari jatah 36 pelatih asing yang diberikan oleh Satlak Prima. Hanya 12 cabor saja yang memanfaatkan untuk menggunakan jasa tenaga dari luar tersebut. 18 slot yang tersisa tidak digunakan. Untuk cabor terukur yang menjadi andalan Indonesia merebut pundi-pundi emas misalnya, hanya kano, rowing dan ski air yang mendatangkan pelatih asing. Sisanya, masih mempercayakan pelatih-pelatih dari tanah air.

Tinggalkan Balasan