JAKARTA – Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston mengungkapkan, baik buruknya mutu sekolah ada di tangan guru. Semakin guru berkualitas, mutu sekolah kian bagus.
’’Mutu sekolah sangat tergantung pada kualitas guru. Supaya sekolah berkualitas dari segi pembelajaran, tidak ada cara lain selain sekolah harus mengembangkan keprofesionalan guru secara terus-menerus,” kata Stuart Weston dalam siaran pers yang diterima JPNN, Minggu (14/6).
Dikatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tenaga pendidik perlu dilatih salah satunya lewat capacity building yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan USAID. Pelatihan capacity building ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu praktik baik dalam pembelajaran, dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Pada pelatihan pembelajaran, peserta difasilitasi untuk mempraktikkan pengembangan keterampilan informasi dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa Indonesia. Selain itu, juga membaca ekstensif dalam pembelajaran bahasa Inggris, dan pembelajaran matematika dalam kehidupan.
Manajemen Berbasis Sekolah akan melatih peserta untuk mengembangkan keprofesionalan guru secara berkelanjutan di sekolah. Selain itu peserta juga dilatih untuk menguatkan program budaya membaca 10 menit perhari di sekolah, seperti yang telah dicanangkan Mendikbud Anies Baswedan beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMEO SEAMOLEC) Gatot Hari Priowiryanto menyatakan, peningkatan kualitas proses pembelajaran merupakan cara efektif untuk menyiapkan lulusan yang kompetitif.
’’Jejaring mutu antar sekolah di Asia Tenggara, saat ini sedang kami rintis untuk mengurangi disparitas kualitas pendidikan antar negara. Program ini juga menjadi sarana untuk saling belajar bersama melalui program SEA (South East Asia) digital class,” tuturnya. (esy/vil)