[tie_list type=”minus”]Butuh Kemampuan Negosiasi[/tie_list]
BANDUNG – Koperasi di Jawa Barat harus mempersiapkan diri menghadapi bergulir masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Salah satunya dengan meningkatkan kemampuan bernegosiasi. Kemampuan ini menjadi bekal berharga saat akan menjalin kerja sama dengan koperasi atau perusahaan swasta asing.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Jabar Anton Gustoni mengatakan, banyak aspek yang mesti disiapkan agar koperasi di Jabar bisa menghadapi pasar bebas di Asia Tenggara. Salah satu yang mesti ditingkatkan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
”SDM koperasi harus punya kemampuan bernegosiasi yang baik dengan negara luar, minimal di tingkat ASEAN,” ujarnya kepada Bandung Ekspres Kamis (4/6).
Saat MEA bergulir, pelaku koperasi asing dari sembilan negara akan masuk ke dalam negeri dengan bebas. Mereka akan berupaya merebut pasar di tanah air yang sangat menjanjikan.
Dengan jumlah penduduk mencapai 230 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar terbesar atau 40 persen dari total pasar di ASEAN.
”Untuk masuk ke Indonesia, para pelaku koperasi di ASEAN sudah mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa dan budaya Indonesia,” katanya.
Menurutnya, pelaku koperasi lokal tidak perlu takut menghadapi pasar bebas yang akan bergulir awal 2016 tersebut. Justru ini menjadi peluang berharga untuk memperluas pasar.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya menggelar pelatihan tentang cara bernegosiasi bagi pelaku koperasi dan UMKM. Dinas KUMKM juga membantu para pelaku juga mendapat dukungan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dari Telkom.
Anton meminta kepada para pelaku untuk melengkapi diri dengan sertifikat standar-standar internasional seperti ISO. Standar tersebut menjadi syarat agar produk lokal bisa diakui pasar internasional.
Para pelaku juga diminta mematenkan produknya sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Ini sangat dibutuhkan demi mengantisipasi pembajakan oleh pelaku asing.
”Para pelaku tidak perlu takut menghadapi MEA, asal mempersiapkan diri dengan baik maka kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” katanya.
Sementara itu, Rubby Tulus, mantan pengurus International Cooperative Asosiation (ICA) mengatakan, terdapat sejumlah faktor penting untuk mendukung sebuah koperasi menjadi kelas dunia. Di antaranya tata kelola yang baik dan menjalin kerjasama dengan koperasi lain atau swasta.