Sebab, Rp 32 miliar jadi kredit macet, berarti 30 persen modal dasar PD BPR macet pula. ‘‘Kredit macet akibat bisnis tidak profesional dan rasional akan jauh dari rekapri. Jika itu terjadi, tinggal tunggu saja Dirut PD BPR akan digantung,” imbuh dia.
Intinya, tegas Budy, pola pemberian kredit Melati yang digadang-gadang akan melawan laju rentenis, justru akan membunuh bisnis BPR yang sudah cukup eksis selama ini. Akibatnya, BPR menjadi tidak sehat. ”Saya yakin dengan ini, jika BPR mengabaikan manajemen risiko, maka akan menjadi masalah krusial Pemkot Bandung, ” pungkas Budyono.
Program Melati juga ditujukan agar masyarakat mau berwirausaha. Hal ini didukung pula oleh upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung. Pasalnya, disnaker fokus pada program aspek kewiraushaan.
Hal tersebut dijelaskan Kepala Disnaker Kota Bandung Herry Djauhari. Dia menyebut, angka pengangguran di Bandung mencapai 95 ribu tahun ini. Terdiri dari berbagai lulusan, termasuk SMA dan Strata satu. Menyikapi fakta tersebut, disnaker aktif memberikan pelatihan-pelatihan dan membuka bursa-bursa kerja.
’’Alhamdulillah, kita yang oleh disnaker kemarin bisa, bursa kerja kita laksanakan bulan di Mei kemarin itu bisa menyerap 2900 lowongan kerja,’’ jelas dia kepada wartawan kemarin (2/6).
Berbagai pelatihan keahlian, seperti katering, bengkel, dan lain-lain merupakan upaya disnaker untuk memancing potensi msayarakat yang igin berwirausaha. Herry mengatakan, dari pelatihan yang dilakukan disnaker tahun 2014, 850 wirausaha baru sudah dilatih. ’’Kita berharap di 2015 ini, bisnis mereka bisa berjalan dan juga bisa merekrut tenaga kerja,’’ ungkap dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, jumlah tersebut memang agak sulit untuk diturunkan. Pasalnya, berbagai bursa kerja dan pelatihan yang ada harus menampung lulusan baru setiap tahun. Selain itu, ada pula lulusan tahun tahun lalu yang perlu dilatih. ’’Makanya kita terus lakukan dan kita terus melakukan pelatihan. Termasuk juga bagi lulusan-lulusan yang tidak melanjutkan,’’ ujar dia. (edy/fie/tam)