PANGALENGAN – PT Hero Supermarket dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, menyelenggarakan event Farmer Talk. Kegiatan tersebut berkonsep panen bersama dan memberikan penyuluhan kepada para petani Pangalengan, Kabupaten Bandung kemarin (27/5).
Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Direktur PT Hero Supermarket Stephane Deutsch, Rektor Unpad Prof. Dr. Med. Tri Hanggono Ahmad, dan jajaran direksi Hero. Mereka bersama-sama dengan para petani dari Kelompok Tani Kantata memetik hasil panen di kebun induk kelompok tersebut. Hasil panen yang dipetik yaitu tomat, kentang dan wortel.
General Manager CSR and Corporate Communication PT Hero Supermarket Natalia Lusnita mengatakan, pada gelaran ini pihaknya menggandeng Unpad. ’’Kegiatan dilaksanakan di Kebun Induk Kelompok Tani Katata, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan,’’ kata Natalia kepada wartawan di sela-sela kegiatan.
Menurutnya, rangkaian kegiatan Farmer Talk tersebut meliputi seminar mengenai manajemen produk fresh dan panen produk. Selain itu, dilakukan juga peresmian laboratiorium penenelitian kentang yang akan diresmikan bersama dengan rektor Unpad.
Sementara itu, Direktur Hero Arief Istanto menjelaskan, sebagai pelaku pasar modern pihaknya ingin pertanian di Indonesia dapat maju dan terus berkembang. ’’Sehingga para petani bisa langsung mengakses kepada kami tanpa melalui perantara. Tentunya harus memenuhi beberapa persyaratan yang disesuaikan dengan standar ritel modern. Kerjasama pihak swasta dan dunia akademis ini sebagai wujud kontribusi bersama untuk bangsa dalam memajukan pertanian di Indonesia,’’ tuturnya.
Dia menambahkan, program tersebut merupakan bagian dari Hero Peduli yang merupakan wadah Corporate Social Responsibility (CSR). ’’Yang berfokus pada empat pilar yaitu, UKM, lingkungan, kesehatan dan pendidikan,’’ terangnya.
Salah satu anggota Kelompok Tani Kantata Sofyan mengungkapkan, kerja sama ini dilakukan untuk memberikan fasilitas, pelatihan serta pendapingan pengelolaan pertanian. ’’Supaya produk tani yang dihasilkan dapat lebih berkualitas dan dapat mengakses pasar terstruktur. Seperti pasar modern atau swalayan, food services hingga eksport,’’ ungkapnya.
Melalui petani binaan ini, peningkatan kualitas produk bisa dapat ditelusuri dari awal penanaman dan pemeliharaan di kebun. ’’Selain treatment terhadap tanaman, penyesuaian peralatan yang standar dan peningkatan SDM yang mengelola kebun, menjadi faktor utama dalam pengelolaan,’’ pungkasnya. (yul/far)