Teluk Lamong Bisa Disandari Kapal Besar

SURABAYA –Terminal Peti Kemas (TPK) Teluk Lamong kini benar-benar modern. Sejak Jumat (22/5), pelabuhan yang diklaim terbesar di Indonesia itu bisa disandari kapal besar.

Pelabuhan Teluk Lamong
JP PhotoMEGAH: Karena kedalamannya sesuai, terlihat Salah satu kapal besar yang bersandar di Teluk Lamong.

Presiden Joko Widodo telah meresmikan beroperasinya alur pelayaran barat Surabaya (APBS) tersebut. Selama ini, kondisi APBS tidak standar. Kedalamannya hanya 9–13 meter. Akibatnya, kapal besar tidak bisa masuk. Mereka memilih transit di Singapura untuk bongkar muat. Selanjutnya, muatan diangkut kapal kecil untuk masuk ke Surabaya.

Begitu juga sebaliknya, pengiriman barang ke luar negeri harus melewati Singapura. Barang tersebut diangkut ke Negeri Singa dan dipindahkan ke kapal besar untuk dikirim ke negara tujuan. PT Pelindo mengantisipasi masalah itu dengan mengeruk sektor APBS. Kini kedalaman laut lebih dari 14 meter. Dengan demikian, kapal internasional berukuran besar bisa masuk ke Surabaya.

Di TPK Internasional Teluk Lamong sudah tampak kapal dari Panama yang berlabuh dan bongkar muat. Bisa jadi, proses tersebut baru yang pertama terjadi di wilayah Surabaya.

Presiden Joko Widodo menilai, perlu ada penyempurnaan sistem pelabuhan di Indonesia. Selama ini, masing-masing pelabuhan bekerja sendiri. Mereka tidak terintegrasi dengan baik. Akibatnya, biaya logistik membengkak. ’’Padahal, biaya bisa ditekan selama sistem operasi dilaksanakan secara integral,’’ katanya di sela-sela peresmian TPK Teluk Lamong, Surabaya.

Presiden bersama rombongan lantas diajak berkeliling dan melihat maket TPK termegah di Indonesia itu. Djarwo menjelaskan masing-masing titik di maket tersebut. Dia juga memaparkan rencana pengembangan beberapa tahun mendatang.

Setelah berkeliling, Jokowi mengingatkan, persaingan saat ini tidak hanya terjadi di lingkup kepulauan di wilayah Indonesia, tetapi antarnegara. Karena itu, masing-masing pelabuhan harus saling tersambung. Baik tersambung secara alur maupun sistem operasi.

Bila itu berlangsung sesuai dengan harapan, Jokowi yakin biaya logistik akan lebih murah. Setidaknya, kata dia, penghematan bisa mencapai separo dari biaya pada umumnya.

Jokowi juga meminta PT Pelindo I, II, III, dan IV terus mengembangkan pelabuhan di Indonesia. Dia tidak mempermasalahkan luas pelabuhan yang akan dikembangkan. Asalkan, sistem yang diterapkan terintegrasi dengan pelabuhan lain.

Tinggalkan Balasan