SUMUR BANDUNG – Usai digelarnya pesta rakyat, Jumat (25/4), perhatian warga Kota Bandung masih tertuju pada peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60. Tempat-tempat seperti tugu yang terletak di Simpang Lima, Gedung Merdeka, sepanjang Jalan Asia Afrika, Tugu Bola Dunia dan Alun-alun masih ramai dikunjungi. Tak sedikit warga yang mengabadikan gambar di tempat tersebut.
Tempat yang awalnya tertata rapi, sekarang berubah sama sekali. Beberapa bangku taman tampak rusak. Hal sama juga terlihat pada pot-pot tanaman yang berada di lokasi itu. Tak hanya itu, banyak sampah berserakan di sekitar tempat itu. Monumen bola yang bertuliskan nama negara pun terlepas dari pasaknya. Hal ini menjadikan jantung Kota Bandung terlihat kumuh.
Namun, hal itu tidak mematahkan semangat Rina Mariana dan kedua rekannya yang datang dari Cileunyi. Mereka mengaku, sengaja datang untuk melihat bagaimana keadaan setelah diselenggarakannya KAA. ”Saya penasaran sama suasana Jalan Asia Afrika sekarang. Perubahannya juga bagus, jadi lebih indah dan bikin nyaman berlama-lama jalan di sini. Selain itu, kita jadi menambah informasi soalnya kan ga hafal semua negara yang ikut serta di KAA, tapi di tugu (Simpang Lima) tertera namanya, kita jadi tahu,” ucap Rina, kemarin (26/4).
Menghabiskan akhir pekan tentunya tak harus jauh keluar kota. Berjalan santai di sepanjang Jalan Asia Afrika, Braga ataupun Alun-Alun menjadi alternatif lain untuk mengisi waktu. Menjelajahi bangunan bersejarah di Kota Bandung bisa menjadi cara untuk berkenalan dengan sejarah.
Hal ini pula yang dilakukan Rahmat Hidayat, warga Pasirkaliki. Mengajak serta anaknya, dia mencoba memperkenalkan sejarah Kota Bandung secara langsung. Berjalan dari Hotel Savoy Homann hingga alun-alun. Mereka sesekali berhenti di beberapa gedung sejarah. ”Saya ingin mengajari anak saya tentang sejarah Kota Bandung. Apalagi momen kemarin peringatan KAA, pasti mereka juga di sekolah dikasih tahu sama gurunya. Tapi nggak cuma lewat buku, pembelajarannya harus langsung kayak gini. Ini akan mempermudah anak cepat memahami,” ungkapnya.
Dia menambahkan, teknik pengajaran seperti ini menjadi lebih efisien untuk memberikan informasi kepada anak. Tentunya orangtua sangat berperan penting. Dengan begitu, walaupun dalam libur sekolah, anak bisa bermain sambil menambah pengetahuan. (mg11/hen)