[tie_list type=”minus”]Semangat Bandung untuk Asia-Afrika [/tie_list]
BATUNUNGGAL – Asia-Afrika Smart City Summit resmi ditutup oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, kemarin. Pertemuan wali kota peserta Asia-Afrika tersebut menghasilkan lima poin penting dalam membangun Smart City. Salah satunya, teknologi.
Dalam penutupan tersebut, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terpilih sebagai direktur Smart City. Menyikapi hal itu, pria yang akrab disapa Emil tersebut menegaskan, tantangan membangun kota cerdas baru saja dimulai.
Dia mengatakan, Kota Bandung sebagai tuan rumah pertama Asia-Afrika Smart City Summit bukan berarti Bandung sudah memiliki teknologi yang cukup. ’’Bukan berarti Bandung memiliki teknologi yang advance. Tapi semangat Smart City dunia berasal dari Kota Bandung,’’ ujarnya.
Menurutnya, kemajuan Bandung Smart City berada di tangan generasi muda. ’’Ke depan yang akan mengembangkan adalah generasi muda,’’ katanya. ’’Saat ini program yang digunakan juga merupakan karya mahasiswa yang diberikan secara cuma-cuma untuk pemkot,’’ tambah dia.
Di sisi lain, Menkominfo berjanji akan mendukung program Smart City yang berawal dari Kota Bandung. ’’Kita akan akselerasi teknologi kita sehingga nanti semua kota di Indonesia dapat menerapkan Smart City seperti di Bandung,’’ katanya.
Sebelumnya, Smart City bukan hanya masalah teknologi saja. Namun teknologi yang mampu membangun infrastruktur. Deklarasi Asian-Africa Smart City Summit (AASCS) ini sukses digelar selama dua hari (22-23/4).
Dalam sambutannya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, hal ini merupakan langkah bersejarah bagi Bandung untuk bisa berbagi ilmu dan mendapat masukan untuk segera menjadi Smart City melalui kerja sama antara negara Asia-Afrika.
’’Ini merupakan hari yang beserjarah bagi Bandung, karena Bandung secara langsung berpartisipasi aktif dalam AASCF,’’ kata dia.
Dalam hal ini Ridwan menjelaskan, kerja sama yang akan dilakukan akan berlandaskan kekeluargaan. Mengingat negara- negara yang datang memiliki masalah yang sama dari segi teknologi, ekonomi dan sosial.
’’Kita bangun bersama, kalau keluarga nanti akan akan saling menjaga,’’ kata dia.
Dalam hal ini, Ridwan menjelaskan fokus utama diskusi dan kerja sama akan pada pendidikan, sistem birokrasi pemerintahan samapai transportasi. Emil juga menekankan pada realisasi dari sebuah deklarasi. Pasalnya hal tersebut yang akan benar-benar dibutuhkan untuk membangun kota bersama. ’’Yang paling penting itu follow up dari sebuah deklarasi,’’ ungkap dia. (mg7/fie/rie)