Saat mendarat itu, tampak pesawat terbang oleng dan saat ban pesawat menyentuh landasan langsung terdengar suara dentuman keras. ’’Ya, ternyata itu suara ban yang pecah,’’ ujarnya ditemui di rumahnya kemarin.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna menjelaskan, yang jelas pesawat itu berhasil landing. ’’Saya menghargai pilot yang berupaya kembali ke landasan dan tidak membuat adanya korban,’’ ujarnya.
Setelah landing itu, pesawat kemudian terbakar dan pilot berhasil menyelamatkan diri dengan hanya luka akibat percikan api. Setelah itu petugas pemadam kebakaran dengan sejumlah mobil pemadam bergerak cepat dan menghentikan rambatan api tersebut. ’’Total presentase kebarakan di pesawat mencapai 11 persen,’’ jelasnya.
’’TNI AU akan melakukan penyelidikan terhadap penyebab kecelakaan Pesawat F-16 tersebut. Dia menuturkan, bisa dibilang pesawat masih utuh, sehingga bisa diselidiki apa penyebab dari percikan api dalam mesin sekaligus menyalanya lampu peringatan kerusakan pesawat. ’’Awalnya, kami selidiki dulu penyebab kecelakaan tersebut. Ya dilihat dari pesawat yang terbakar itu,’’ ujarnya.
Namun, tidak berhenti di situ, sebab satu pesawat itu merupakan salah satu dari proyek pengadaan 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika. Hingga saat ini baru diterima 5 pesawat F-16, yang datang pada September 2014. Rencananya, 24 pesawat itu akan diterima penuh hingga 2018. ’’Dengan begitu, empat pesawat lainnya juga akan diperiksa dan dihentikan terlebih dahulu operasionalnya,’’ jelasnya.
Apakah akan menghentikan proyek pengadaan 24 pesawat F-16? Dia menuturkan bahwa hal tersebut tergantung dari penyelidikan tersebut. Tentunya, bila ada sesuatu yang ditemukan, bisa mempengaruhi proyek. ’’Namun, yang pasti akan ada penggantian pesawat dari Amerika karena ini merupakan malfunction pesawat, bukan human error,’’ tegasnya.
Agus mengatakan bahwa kejadian pesawat tempur yang gagal take-off ini bisa menjadi salah satu pelajaran. Pasalnya, sebenarnya 24 pesawat itu merupakan pesawat bekas yang dibeli dengan sistem hibah. Dengan sistem hibah itu, harga pesawat memang jauh lebih murah. Hanya saja, pemerintah tetap membayar untuk melakukan upgrade kemampuan dan sistem pesawat.
’’Pesawat yang jatuh itu memang baru datang pada September 2014. Ke depan bisa diambil hikmahnya, kalau membeli pesawat yang baru sekalian,’’ ujarnya sesaat setelah mengikuti pemnbaretan Presiden Jokowi.
Beli Pesawat Uzur, 7 Bulan Sudah Jatuh
- Baca artikel Jabarekspres.com lainnya di Google News