Selain itu, Aji memutuskan untuk meningkatkan intensitas serangan dengan memasuki Muchlis setelah babak kedua berjalan 12 menit. ”Dia (Muchlis) memang saya masukan setelah melihat stamina tim lawan mulai menurun. Karena itu juga akan memudahkan Muchlis untuk menyisir pertahanan lawan,” Aji. ”Dan, terbukti benar, Muchlis bisa mencetak gol,” timpalnya.
Meski begitu, kemenangan Indonesia itu tidak bisa dilepaskan dari peran M. Natshir, sang penjaga gawang. Betapa tidak, saat pertandingan memasuki menit keenam, gawang Indonesia sudah nyaris kebobolan lewat eksekusi tendangan penalti Mohammad Aimmil, gelandang serang tim lawan. Hadiah penalti diberikan wasit Aziz Asimov asal Uzbekistan setelah bek Hansamu Yama melanggar striker Brunei MD Nur Syazwan di dalam kotak penalti.
Namun, dengan tenang, M. Natshir berhasil mengagalkan tendangan tersebut. Lantas apa rahasia Natshir bisa melakukan penyelamatan itu? ”Sejak dia (eksekutor) memegang bola, saya selalu melihat tatapan matanya, setelah itu saya yakin dia akan menendang ke arah kiri gawang. Dan ternyata benar, saya pun langsung melompat ke arah kiri,” ujar pemain dengan tingggi badan 182 sentimeter itu.
Sementara itu, meski bermain negatif dengan pola bertahan penuh serta para pemainnya sering jatuh di lapangan untuk mengulur-ulur waktu, Stephen Ng Heng Seng tetap memuji permainan anak asuhnya. ”Pemain kami bermain sangat bagus hari ini, terutama pertahanan kami yang sangat solid. Dan, kalian harus akui bahwa gol pertama Indonesia itu hanya karena sebuah keberuntungan semata,” ucapnya. (dik/asp)