MALANG – Upaya perburuan terhadap kaki tangan kelompok teroris ISIS oleh Densus 88 Mabes Polri di Malang masih berlanjut kemarin. Jika sehari sebelumnya menangkap tiga warga Kota Malang yang diduga orang penting dari kelompok orang-orang bengis itu, kemarin sekitar pukul 10.00 Densus menangkap Tonori, 35, warga Jalan Terong, RT 06 RW 03, Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang.
Dari penelusuran Densus, empat warga Kota Malang yang sudah ditangkap memiliki keterkaitan dengan salah seorang panglima ISIS, yakni Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal. Tonori belakangan diketahui merupakan salah seorang pekerja Junaidi yang ditangkap sehari sebelumnya.
Sama dengan aksi sehari sebelumnya, Kamis kemarin (27/3) Densus melakukan operasi senyap. Dengan 15 personel, dalam meringkus Tonori, tim Densus menggunakan sepeda motor dan berpakaian serbahitam. Saat ditangkap kemarin siang, Tonori baru tiba di rumah mertuanya setelah membelikan buku untuk anaknya di toko buku daerah Pasar Besar. Tonori yang mengendarai sepeda motor Vega N 5760 HL tiba-tiba ditangkap tim Densus.
’’Waktu itu tidak ada orang. Saya melihat menantu saya dibawa polisi,’’ kata Musahada, mertua Tonori, kepada Jawa Pos Radar Malang (Group Bandung Ekspres) saat ditemui di rumahnya Kamis kemarin.
Saat penangkapan itu, Tonori dibawa tanpa paksaan oleh tim Densus. Dia lantas diboncengkan dengan diapit dua anggota Densus. ’’Menantu saya juga tidak melawan,’’ imbuhnya.
Soal hubungan dengan Junaidi, Sattar membenarkan bahwa Tonori merupakan karyawan Junaidi yang bertugas menjualkan baksonya. ’’Hanya itu. Kalau hal yang lain, tidak ada kaitan,’’ ujarnya.
Selama sepuluh tahun menjadi menantunya, kata Sattar, Tonori yang asli Gondanglegi tidak pernah bepergian ke luar negeri atau luar kota. Dia juga membantah bahwa Tonori pernah berjihad ke Syria. ’’Mana bisa Mas, wong anak tidak bisa apa-apa, hanya lulusan SD (sekolah dasar),’’ imbuhnya.
Sementara itu, Masyrifa, istri Tonori, tidak mau berkomentar saat wartawan menyambangi rumahnya. Perempuan bercadar itu menghindar dengan masuk ke dalam rumah. Dari pantauan koran ini, di samping rumah Sattar, terdapat Masjid Al Muwahid. Tidak seperti masjid biasanya, lebar masjid itu hanya 3,5 meter dengan panjang 10 meter. Masjid tersebut juga berada di tengah-tengah rumah Sattar dan Tonori.