Antisipasi Pengoplosan dan Permainan Harga
JAKARTA – Pemerintah masih mencari formula yang tepat untuk menyalurkan subsidi elpiji. Selain menggodok rencana distribusi tertutup elpiji 3 kilogram (kg), muncul opsi lain, yakni pemberian subsidi langsung. Jadi, nanti harga jual elpiji 3 kg dan 12 kg disamakan karena subsidi sudah di tangan masyarakat
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, ada beberapa kelemahan kalau sistem distribusi tertutup diterapkan. Yakni, sistem pengawasan yang tidak menjamin subsidi bisa tepat sasaran. ’’Sudah dicoba dengan kartu kendali, tapi pengawasannya rumit,’’ ujarnya di sebuah diskusi kemarin.
Karena itu, muncul opsi lain, yakni memberikan subsidi langsung kepada masyarakat. Mekanismenya, uang subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp 28 triliun akan dibagikan langsung. Misalnya, ditransfer ke masyarakat miskin yang sudah mendapat kartu Indonesia sejahtera.
Tapi, uang yang diterima masyarakat nanti tidak bisa dicairkan menjadi uang tunai. Saldo yang ada di kartu hanya bisa ditukarkan dengan pembelian elpiji di pangkalan.’’Komposisi saat ini, warga bisa dapat Rp 42 ribu atau setara 5 kg elpiji,’’ terangnya.Kalau opsi subsidi langsung disepakati, tidak akan ada lagi disparitas harga elpiji melon (3 kg) dan elpiji tabung biru (12 kg). Harga per kilogram gas di pasaran sama. Masyarakat tingkat ekonomi atas tidak lagi haram membeli elpiji 3 kg karena bukan lagi produk bersubsidi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, sebenarnya ada opsi lain, yakni menaikkan harga elpiji 3 kg. Tapi, kebijakan itu dipastikan tidak dilaksanakan meski PT Pertamina (Persero) sudah memberikan usul. Alasannya, pemerintah tidak ingin menambah beban masyarakat.’’Pemerintah melihat dulu efek pencabutan subsidi premium,’’ tandasnya.
Soal kapan pola baru bisa diterapkan, Wiratmaja tidak menyebut tanggal pasti. Yang jelas, saat ini sedang dilakukan kajian untuk bisa dijalankan secepatnya. Meski terkesan hati-hati, dia sepakat bahwa aturan baru soal subsidi elpiji sudah mendesak.