Adapun persiapan Earth Hour 2015 di Bandung ini sudah dilakukan sejak bulan lalu pasca perhelatan tahunan Kumbang Earth Hour, yakni pada 13-15 Februari 2015 lalu.
Selain itu, pemakaian listrik yang tidak efisien ternyata juga menghasilkan emisi yang cukup besar. Pasalnya, listrik yang digunakan masyarakat biasanya berasal dari PLTU ataupun PLTA yang untuk pengoperasiannya menggunakan batu bara ataupun BBM.
Menurut data Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Jawa Barat, 60 persen emisi di Indonesia dihasilkan dari penggunaan BBM dari kendaraan. Untuk penggunaan listrik, perumahan dan pemukiman penduduk paling banyak. Di Kota Bandung, rata-rata penggunaan listrik di perumahan adalah 900 watt. Sedangkan untuk satu ton batu bara hanya sanggup menghasilkan 1,6 mega watt.
Anang Sudarna, kepala BPLHD Jabar berharap, dengan adanya aksi switch-off atau mematikan listrik selama satu jam, akan membangun karakter yang bijak energi. ’’Sebenarnya gubernur atau wali kota bisa saja menginstruksikan PLN untuk menghentikan aliran listrik. Tapi kita (pemerintah) ingin membangun kultur bijak energi di masyarakat,’’ ujarnya.
Dia juga mengingatkan pentingnya penghematan energi bagi kelangsungan hidup ke depan. Sebab, jika lingkungan rusak, tidak akan ada lagi food, energy, dan environtment. Menurut dia, perilaku warga Jawa Barat dan Bandung masih boros. ’’Boros dalam segala hal, termasuk penggunaan energi,’’ ucapnya.
Duta Earth Hour Meida Sefira juga mengajak masyarakat untuk mendukung gerakan tersebut. ’’Tidak harus pemerintah, masyarakat juga harus mendukung dan perlakukan lingkungan dengan baik,’’ ujar dia. (mg7/tam)