Siap Kucurkan Anggaran Rp 200 Juta
CIMAHI – Kurangnya Closed Circuit Television (CCTV) atau kamera pemantau membuat Dinas Perhubungan Kota Cimahi berencana menambah di tiga titik. Penambahan itu untuk mengoptimalkan pantauan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam berlalu lintas. ”Rencananya akan dipasang di Jalan Melong, simpang Jalan Gatot Subroto, dan Pasar Atas atau Jalan Kolonel Masturi,” sahut Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan Odang Rustandi, kemarin (12/3).
Odang menambahkan, pihaknya perlu menambah CCTV demi mengoptimalkan pemantauan arus lalu lintas di Kota Cimahi. Selain itu membantu kinerja dinas-dinas terkait lainnya dalam menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan jalan raya. ”Contohnya Jalan Leuwigajah, kalau sudah pukul 14.00 atau 16.00, kondisinya macet banget. Kondisi ini otomatis terekam CCTV, kita beritahu dinas bersangkutan, seperti Pekerjaan Umum, bahwa volume kendaraan sudah tidak berbanding lurus dengan kondisi jalan,” terangnya.
Jumlah CCTV yang ada saat ini dinilai Dishub belum ideal, namun pihaknya mengaku akan terus menambah tiga persediaan CCTV tiap tahunnya di beberapa titik lainnya. Tak hanya untuk melihat kondisi arus lalu lintas, pun memantau keamanan di jalan raya dari tindakan kriminal. ”Waktu itu kita pernah didatangi pihak kepolisian, mereka datang untuk melihat rekaman kejahatan penjambretan di perempatan Cibeureum yang tertangkap oleh CCTV,” ujar Odang.
Untuk rencana penambahan tiga CCTV itu, pihaknya akan mengucurkan anggaran sebesar Rp 200 juta. Anggaran tersebut sudah mencakup untuk kelengkapan-kelengkapan CCTV lainnya.
”Karena nantinya akan dilengkapi sistem pengeras suara yang terintegrasi dengan pusat. Jadi, saat memantau lalu lintas, kita juga bisa mengingatkan masyarakat yang melanggar. Bisa dilihat saat angkot yang parkir sembarangan, ketika tertangkap lensa CCTV, kita bisa langsung mengingatkan dari pusat pantauan,” terangnya.
Dalam perjalanannya, Odang mengaku tidak jarang menghadapi kendala teknis, seperti sistem wireless yang mudah terkena petir saat datang hujan. ”Musim hujan wireless kena petir, sudah umum, kecuali memakai fiber optik. Bukan hanya CCTV, receiver operator selular juga biasanya kena,” keluhnya.
Odang mengungkap, pantauan CCTV yang mampu memantau dengan putaran 360 derajat ke sekelilingnya ini akan mengalami pergerakan statis di satu titik pada waktu malam hari. Hal ini disebabkan keterbatasan personil untuk mengontrol waktu malam hari di ruang pantauan. ”Seperti kecelakaan di Kebon Kopi beberapa hari lalu, CCTV kami hanya memantau statis ke arah Bandung. Untuk pantauan ke Jalan Kebon Kopi tidak terpantau,” tukasnya. (mg18/asp)