COBLONG – Seiring dengan kemajuan zaman, para pengusaha muda mencoba menciptakan produk-produk kreatif dan inovatif. Sebab, konsumen memutuskan membeli atau mengonsumsi produk bukan sekedar karena nilai fungsi awalnya. Tetapi juga karena nilai sosial dan emosinya.
Menurut CEO Philips Indonesia Suryo Suwignjo, menjadi innovator tak melulu tentang memecahkan suatu masalah. Inovasi, kata dia, adalah menemukan solusi dengan yang beraneka ragam. Inovasi bukan hanya dengan mengembangkan teknologi. Tetapi, bisa menjadikan segala hal sebagai inovasi.
Dalam bidang kewirausahaan, kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Namun, harus dibarengi sesuatu yang baru dan berbeda. Sebab, hal itu adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang sukses.
Selain itu, kata dia, perusahaan tidak akan terus stabil dalam menghasilkan keuntungan bila tidak dibarengi dengan inovasi yang baru dalam kepemimpinan. ’’Dengan demikian, sangat perlu manajemen yang baik untuk kemajuan perusahaan,” tuturnya kepada Bandung Ekspres di kampus ITB Bandung kemarin (11/3).
Dia juga menjelaskan, saat perubahan zaman, manusia akan semakin canggih dalam berinovasi. Perusahaaan yang dulu Berjaya, misalnya Nokia, BlackBerry tidak akan terus di puncak apabila tidak ada inovasi. Pasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk kepada konsumen harus dapat menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi dalam pembelian. Kemudian, mengetahui persepsi konsumen dalam menilai sesuatu yang berpengaruh dalam pembelian. Sehingga, pemasar dapat merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan manusia.
Hal-hal itu dapat dipraktikkan dalam bidang marketing. Sebab, lanjutnya, marketing adalah kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Selain itu, kesuksesan para pemasar banyak ditentukan oleh prestasi di bidang pemasaran.
Bangsa Indonesia, tegasnya, harus mampu bersaing dengan negara lain dalam bidang ekonomi, teknologi, bisnis, dan pendidikan. Bila ketinggalan dalam suatu bidang saja, Indonesia akan sulit untuk bersaing. Dalam menetapkan keputusan pun, Indonesia perlu memertimbangkan banyak hal. Tapi, hal ini bisa dipraktikkan terlebih dahulu melalui penetapan harga oleh perusahaan.