Para Peserta Dirangsang Keahlian Berbasis Kompetensi
SOREANG—Dinas Tenaga Kerja dan UPTD mengadakan pelatihan kepada masyarakat yang tidak bekerja. Pelatihan tersebut digelar untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Pelatihan triulan pertama ini, diadakan 12 paket di 12 kecamatan se-Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Rukmana mengatakan, pelatihan ini berbasis masyarakat. Dasar melakukan pelatihan tersebut adalah memfasilitasi kebutuhan masyarakat dan digelar di di beberapa Kecamatan. Saat ini, kata dia, ada 12 paket yang dilaksanakan di kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Arjasari, Bojongsoang, Cileunyi, Solokan Jeruk, Pamempeuk, Ciparay, Baleendah, Cikancung, Cimenyan, Rancaekek, Banjaran dan Cilengkrang.
’’Pelatihan ini sangat dasar sekali. Seharusnya ini yang berbasis kompetensi, dalam artian, nanti dikembangkan oleh dirinya sendiri,’’ kata Rukmana di Kantor Disnaker, kemarin (11/3).
Rukmana mengungkapkan, terus mengupayakan dan monitoring siswa/I yang telah mengikuti pelatihan tersebut. Dengan kata lain, selepas ikut pelatihan, siswa/I itu juga akan diawasi bekerja di mana. ’’Karena semuanya itu usulan dari hasil Musrembang. Saya harapkan dengan adanya pelatihan ini mereka bisa berusaha secara mandiri dari UPTD ini. Tapi kalau bisa diterima di perusahaan itu lebih bagus dalam dunia industri pasar pekerja juga bagus, tapi arahnya merek bisa berupaya mandiri,” paparnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pelatihan, Dartika mengungkapkan, pelatihan tersebut dihelat selama 20 hari. Dia mengungkapkan, pelatihan itu menjadi bagian menanggulangi pengangguran dengan berbasis kompetensi angkatan kerja.
’’Kompetensi itu kan pengetahuan, keterampilan, yang bisa di dunia kerja maupun wirausaha. Sasaran kita ada dua, yang pertama mereka bisa diterima kerja formal maupun non formal. Yang kedua mereka bisa berwirausaha,” papar Dartika.
’’Contoh, di Kecamatan Bojongsoang diadakan pelatihan montir. Itu atas usulan dasar masyarakat, mereka ingin buka usaha montir bahkan dilatih kemontirannya itu oleh pihak kita. Nanti ke depan akan dikembangkan dalam bentuk kelompok,” tambahnya.
Disinggung soal biaya? Dartika mengungkapkan, peserta didik tidak dipungut bayaran. Malah, mereka diberi uang saku saat mengikuti pelatihan tersebut. ’’Uang saku sebesar Rp 22.500 per hari untuk satu orang selama 20 hari. Dan untuk keselurahan anggaran buat pelatihan ini kurang lebih sebesar Rp 75 juta, itu untuk bahan baku, bahan baku kegiatan, honorir instruktur, panitia penyelenggara, sewa alat dan makan mereka,” tuturnya.