”Penghargaan ini diberikan pada tujuh belas orang leader, dan BPR Kota Bandung menjadi salah satunya,” ucap Acep Heri.
Sebelumnya , dikatakan Acep, PD BPR Kota Bandung juga memperoleh pengharagaan dari Majalah Review, yang konsen pada masalah pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Anugerah yang didapat, ada dua kategori, yang pertama sebagai pencetak profit terbaik, dan yang kedua sebagai CEO (The Most Optimistic CEO). Sedangkan dari Ombudsman, pelayanan terbaik dari sesi kepatuhan, kata dia.
Menyoal langkah–langkah menjabarkan rencana kerja, yang dilakukan PD BPR tidak berpikir atau bertujuan untuk mengejar penghargaan. Apapun perlakukan internal tidak pernah berpikir reward dinilai orang secara positif.
”Yang paling penting bagi kami lakukan saja pekerjaan terbaik sesuai dengan motto kami BPR berkualitas Juara. Otomatis yang disampaikan pada customer, ya versi kami, yang juara itu seperti apa,” tutur Acep.
”Pada akhirnya, pelayanan juara kami, bekerja secara juara, mendapat apresiasi dari pihak tertentu, itu persoalan lain. Pokoknya penghargaan bukan tujuan utama kami,” katanya.
Untuk turut berperan aktif dalam mencapai Bandung juara, salah satunya dibidang kemakmuran, dijelaskan Acep, minimal keberadaannya bisa dirasakan oleh masyarakat Bandung.
Kehadiran PD BPR, yang nyata dirasakan masyarakat, adalah bisa membantu dari sisi keperluan modal. Dan bagi yang menyimpan dana, pihaknya melayani dengan sungguh-sungguh.
Menengok kebelakang, karena cikal bakal BPR itu dulunya bank pasar, makanya pihaknya tetap eksis melayani pedagang pasar. Bukti eksistensi di pasar-pasar, BPR ada diseluruh pasar. ”Dengan menempatkan perwakilan di sembilan pasar, dan satu kantor kas melayani tiga pasar, komunikasi dengan para pedagang terjalin dengan harmonis,” jelasnya.
Kantor kas inilah yang melayani pedagang pasar bertransaksi simpan pinjam. Dari tabungan tiap hari diakumulasikan menjadi angsuran bulanan, cara seperti itu sangat meringankan pedagang dalam menyelesaikan kewajibannya sebagai nasabah.
”Pick up service inilah yang membuat cash flow BPR tetap eksis,” tegas Acep.
Memperhatikan saham PD BPR yang 100 persen milik Pemkot Bandung, maka tidak sulit menilai sistem pelaporan keuangannya. Orang akan dengan mudah melihatnya, sebab PD BPR, membukanya secara transparan melalui online. ”Siapapun bisa kapan saja melihat, menilai, atau mengevaluasi keuangan BPR. Bisa dibuka oleh siapa saja,” tegasnya.