JAKARTA – Media sosial saat ini mengalami perkembangan pesat di seluruh belahan dunia. Bahkan, Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial terbesar di dunia.
Tingginya angka pengguna media sosial tentu tak dapat dilepaskan dari faktor semakin banyaknya masyarakat pengguna smartphone dan jangkauan layanan internet yang semakin luas dari berbagai provider. Kondisi itulah yang menjadi tantangan sekaligus peluang bisnis.
Tantangan dan peluang bisnis itu pula yang ditangkap putra-putri Indonesia untuk meluncurkan aplikasi layanan pesan berbasis Android. Namanya adalah Indonesia Messenger.
Dibuat oleh PT Gobsindo Utama, aplikasi yang disebut dengan nama IMES itu diluncurkan di Jakarta, Sabtu (28/2). Imes sebagai aplikasi pesan instan lokal ditargetkan mampu bersaing dengan aplikasi serupa yang sudah mendunia seperti WhatsApp, Blackberry Messenger, Line dan We Chat.
Managing Director PT. Gobsindo Utama, Sonny J Tendean mengatakan, IMES punya cita rasa nasionalis karena buatan dalam negeri. Karenanya ia mengaku optimistis bahwa produknya siap bersaing dengan berbagai media sosial asing yang kini telah marak digunakan di Indonesia.
“Karena selain mengusung konsep nasionalisme, Imes juga memiliki banyak fitur unggulan yang konsumen tidak dapatkan dari platform sejenis,” katanya saat peluncuran IMES.
Sedangkan fitur unggulan yang ditampilkan IMES antara lain kemampuan mentransfer file hingga 250 MB ke sesama penggunanya, serta grup contact yang mencapai 2000 member. IMES juga memiliki konsep untuk mengkombinasikan chatting, tweet, dan social network lainnya.
“Tentunya nanti ada beberapa fitur-fitur premium yang dapat pengguna tambahkan pada IMES, namun kami pastikan harganya masih terjangkau,” tambah Sony.
Menurutnya, PT Gobsindo Utama yang berdiri pada tahun 2012 lalu telah membuat sistem aplikasi pesan instan serupa di 20 negara. Sedangkan Imes kini sudah bisa diunduh di Google Play Store secara gratis.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang hadir dalam peluncuran IMES mengharapkan agar aplikasi “made in Indonesia” itu bisa mencapai 20 juta-30 juta pengguna pada akhir tahun 2015 ini. Mantan dirut Telkom itu menegaskan, kekuatan media sosial adalah pada penggunanya.