RONGGA – Harga gas elpiji 3 kilogram di wilayah Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat mencapai Rp 40 ribu/tabung gas. Selain mahal, masyarakat juga kesulitan mendapatkan pasokan gas. Akibatnya, sejumlah masyarakat memilih menggunakan kayu bakar sebagai alternatif untuk memasak dan keperluan lainnya.
#title# #url# @infopadalarang #WartaKBB #PEMDABANDUNG #BandungBarat
Sekretaris Camat Rongga Herman Permadi menyatakan, mahalnya harga gas tersebut banyak disesalkan sejumlah masyarakat. Pasalnya, harga seperti itu dinilai berlebihan dan sulit dijangkau oleh masyarakat bawah. ’’Saat ini harganya Rp 40 ribu/tabung gas. Selain mahal, di sana (Rongga) sulit mendapatkan pasokan gas, karena saat ini sedang langka. Terpaksa, masyarakat harus menggunakan kayu bakar sebagai solusinya,’’ kata Herman ditemui di Kantor Pemkab Bandung Barat, kemarin (26/2).
Menurut dia, biasanya harga gas elpiji di Rongga hanya Rp 25 ribu hingga Rp 27 ribu. Harga tersebut dinilai masih wajar, lantaran jarak lokasi dari wilayah kota ke Rongga sangat jauh. ’’Namun, kalau sampai Rp 40 ribu sangat memberatkan warga. Paling mahal normalnya biasa Rp 27 ribu/tabung gas,’’ ungkapnya.
Herman menambahkan, di Kecamatan Rongga para pengecer gas elpiji 3 kg hanya terdapat di dua desa, yakni di Desa Cibedug dan Desa Sukaresmi dari total di Rongga ada 8 desa. ’’Jika di dua desa tersebut sudah habis gas yang dijualnya, kebiasaan masyarakat harus menggunakan kayu bakar. Karena kalau harus membeli ke Cililin dan wilayah Bunijaya Gunung Halu pun masih jauh jaraknya,’’ terangnya.
Kenaikan harga gas hingga Rp 40 ribu, kata dia, terjadi mulai dari langkanya gas beberapa hari ke belakang. Pihaknya juga sudah melaporkan kepada Bagian Perekonomian Pemkab Bandung Barat untuk membantu menurunkan harga agar kembali normal serta pasokan tetap aman. ’’Kita sudah melaporkan terkait harga gas yang mahal ini. Mudah-mudahan tidak terlalu lama kelangkaannya. Dan pasokan bisa jauh lebih aman,’’ terangnya.