Selain Pinjaman Usaha Juga Pelatihan dan Pameran
JAKARTA – Banyak cara yang dilakukan untuk memperkuat usaha kecil menengah (UKM). PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) misalnya, menargetkan untuk menyalurkan dana pinjaman Rp 1,9 miliar selama 2015. Bukan hanya itu, BUMN tersebut juga membentuk dua kluster kemitraan baru.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Inti Endang Yuliawaty menjelaskan, sebaran dana pinjaman itu di Jawa barat. Sementara itu, dua kluster baru menaungi mitra binaan olahan susu di Bandung dan kluster produksi makanan di Kabupaten Sumedang. ’’Target efektivitas penyalurannya sekitar 91 persen,’’ ujarnya.
Kolektibilitas pengembalian pinjaman pada tahun ini diprediksi mencapai 73 persen. Dia menambahkan, target itu memperluas cakupan kemitraan PT Inti yang dibina sejak 2012. Terutama di sektor perdagangan komponen elektronik yang bekerja sama dengan berbagai koperasi dan bidang usaha di Bandung.
Jumlah uang yang disalurkan cukup banyak, karena PT Inti harus merampungkan agenda Millennium Development Goals (MDGs) tahun ini. Deklarasi milenium itu merupakan hasil kesepakatan anggota PBB yang berjalan sejak 2000. ’’Tahun lalu dana kemitraannya Rp 2,63 miliar,’’ imbuhnya.
Realisasi 2014, efektivitas penyalurannya mencapai 95,76 persen dengan kolektibilitas pengembalian pinjaman sekitar 78,64 persen. Program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) itu, lanjut Endang, bertujuan utama meningkatkan kemampuan usaha kecil dalam pengembangan usaha. Termasuk pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar PT inti.
Dia menambahkan, hingga 31 Desember 2014, sudah tersalurkan Rp 51,98 miliar untuk 3.065 usaha kecil. Jumlah perjanjiannya mencapai 4.416 kontrak. Penyebaran uang tersebut meliputi sektor industri, perdagangan, perikanan, pertanian, peternakan, dan jasa. ’’Selain bantuan pinjaman usaha, juga memberi pelatihan dan fasilitas pameran,’’ terangnya.
Sedangkan untuk pos bina lingkungan, yang disalurkan mencapai Rp 1,85 miliar. Alokasinya untuk bantuan bencana alam, pendidikan, sarana umum, sarana ibadah, kesehatan masyarakat, pemberian makanan tambahan bayi untuk peningkatan gizi, dan pelestarian alam. Dia yakin pengelolaan PKBL berjalan dengan baik karena melalui proses audit.
’’Program MDGs itu terealisasi dari akumulasi dana dari alokasi penyisihan laba BUMN pembina sebesar Rp 19,876 miliar,’’ terangnya.
Perinciannya, sebesar Rp 18,261 miliar dipakai untuk program kemitraan selama periode 1992–2014. Lalu, Rp 1,614 miliar merupakan program bina lingkungan selama periode 2004–2014. (dim/c10/tia/far)