’BERAWAL dari sebuah keprihatinan,’ sebuah kalimat yang bisa menggambarkan Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI). Yayasan ini didirikan karena rasa keprihatinan terhadap para mantan atlet Indonesia.
Sejarah Indonesia diwarnai oleh keberadaan ribuan atlet yang berjuang dengan segenap kemampuan yang mereka miliki untuk mengangkat citra bangsanya di mata dunia. Mereka berjuang keras untuk itu, dan mengorbankan begitu banyak hal, termasuk masa depan mereka.
Namun, Nasib mereka tidak semua beruntung. Sebagian dari mereka setelah tidak aktif lagi sebagai atlet, kemudian menjadi tukang becak, petugas satpam, atau pemulung. Tak sedikit pula yang hanya dapat berbaring di tempat tidur, hidup dari belas kasihan orang lain.
Berangkat dari keprihatinan yang mendalam akan nasib para pahlawan olahraga ini lah, sejumlah tokoh yang peduli pada masa depan dunia olahraga Indonesia mendirikan YOI.
”Sudah banyak atlet yang kami bantu, salah satunya adalah Nico Thomas, pahlawan olahraga atlet tinju dengan prestasi Juara Dunia IBF tahun 1989.” ungkap Ketua Yayasan Olahragawan Indonesia Rudy Hartono.
YOI memiliki misi untuk Indonesia, yaitu memberi dukungan kepada para atlet untuk mencapai puncak prestasi agar dapat menjadi sumber inspirasi bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Membantu pembinaan para olahragawan sedini mungkin, melalui sekolah-sekolah yang merupakan gabungan antara pendidikan formal dan pelatihan olahraga. Hal ini agar dapat meningkatkan kualitas kehidupan serta menjadi inspirator bagi generasi muda Indonesia.
YOI bersifat independen, artinya tidak bergantung pada pihak manapun. Dalam konteks independensi inilah, YOI senantiasa siap bekerja sama dengan semua pihak berlandaskan azas saling menguntungkan, serta komitmen akan kebangkitan olahraga Indonesia. Salah satu kerja sama yang telah terjalin adalah antara PT Satria Jaya Nusantara (badan usaha yang ditunjuk oleh YOI) dan PT Indosat, Tbk salah satu operator telepon seluler terkemuka. Kerja sama ini menghasilkan produk kartu seluler prabayar ’Kartu Merah Putih’.
Nama Kartu Merah Putih diambil untuk mencerminkan semangat kebangsaan yang dikedepankan oleh yayasan. Bukan merupakan afiliasi dengan partai politik tertentu. ”Kita tidak berhubungan dengan ranah politik, nama itu sudah ada sejak awal persiapan peluncurannya jauh sebelum kampanye pemilu 2014 kemarin,” kata Direktur PT Satria Jaya Nusantara Teguh Arifianto.