Oscar mengungkapkan, keunggulan Realive ada pada kecepatan waktu penanganan bencana. ”Karena sampai saat ini beberapa orang masih bergantung pada pemanfaatan HT (handie-talkie). Sedangkan di zaman modern seperti saat ini, semua informasi lebih mudah diperoleh melalui handphone. Nah, otomatis semua warning notification bisa masuk ke handphone saat sudah connect dengan perangkat tersebut,” katanya.
Karya Oscar dkk mengalahkan karya peserta lain yang kebanyakan belum memberikan faktor kecepatan pada aplikasi yang mereka ciptakan. Praktis, inovasi tersebut mampu mengantarkan tim UGM menyabet gelar dalam kompetisi yang dihelat di Silicon Valley, jantung industri teknologi dunia di Amerika Serikat, itu.
Kompetisi selama dua hari tersebut juga membawa Oscar cs berkesempatan mengikuti berbagai forum teknologi internasional. ”Salah satunya yang paling berkesan ketika saya dan teman-teman mendapat undangan khusus dari CEO Apple Tim Cook. Kami diajak berkeliling kantor Apple Inc,” ujarnya dengan bangga.
Setelah mengikuti kompetisi bergengsi di Negeri Paman Sam itu, Oscar berkomitmen fokus merampungkan studinya di UGM. Dia juga tetap berupaya menciptakan berbagai inovasi di bidang teknologi yang diharapkan mampu membantu masyarakat.
”Sekarang saya sedang fokus bagaimana caranya agar riset-riset saya bisa sustain. Saya ingin sekali bisa betul-betul mengabdi kepada masyarakat,” ujar putra pasangan Tri Baskoro Tunggul Saroto dan Agnes Emmi tersebut.
Semua hasil riset dan aplikasi yang diciptakan Oscar tidak diperjualbelikan. ”Tidak dijual karena saya ingin mengabdi kepada masyarakat. Saya nggak mau mengambil untung. Jadi, kalau ada yang ingin menggunakan aplikasi tersebut, bisa tinggal kontak saya melalui e-mail. Tapi, hak paten tetap ada di saya dan teman-teman,” tegas Oscar. (*/c11/ari/hen)