Ramen Cemen Merambah Ke Berbagai Kota di Jawa Barat

Mochammad Aditya Nugraha, Pebisnis Kuliner dari Bandung

Memulai bisnisnya pada November 2011 lalu, Mochammad Aditya Nugraha, pemilik Ramen Cemen,kini sudah memiliki beberapa outlet di Kota-kota di Jawa Barat. Memiliki basic di dunia kuliner ketika kuliah di Enhai Bandung, dirinya sudah memiliki usaha sendiri sejak duduk di bangku kuliah

SEPTIAN NUGRAHA, KOTA BANDUNG

Bandung, Indramayu, Bekasi, Serpong, Bogor adalah kota-kota yang kini memiliki cabang Ramen Cemen.

Didit, panggilan akrabnya mengatakan,dalam waktu dekat ini, berencana membuka outlet baru di kota lain.

“Di Bandung sendiri sudah ada tiga outlet, dan rencananya tanggal 15 Juni nanti kita akan buka outlet yang di Cibubur,”kata Didit kepada Bandung Ekspres, kemarin (6/6).

Dirinya mengatakan, meski saat ini sudah banyak outlet-outlket yang menyajikan mie asal Jepang tersebut, namun Ramen Cemen sudah memiliki banyak pecinta. Sebab, Ramen Cemen merupakan olahan mie ramen yang sangat khas Indonesia.

“Yang menjadi ciri khas kita itu, jadi ide awalnya memang kita buat ramen yang sangat Indonesia, dengan rasa yang gurih karena menggunakan banyak rempah,”ujarnya.

Selain itu, sebagai gebrakan baru,Ramen Cemen juga menambahkan iga sapi sebagai topping. Hal itu dilakukan karena banyaknya menu iga bakar yang menurut Didit sedang banyak digemari masyarakat saat ini.

“Kita topping pakai iga bakar, jadi karena awal berdiri Ramen Cemen itu kan lagi tren iga bakar.dari situ kita padukan antara iga bakar dan mie ramen,” tuturnya.

Didit menyebutkan, untuk ke depannya, ia mengaku akan terus fokus untuk menjalani bisnis di bidang kuliner. Namun dirinya sadar bukan hal yang tidak mungkin jika nantinya keluar dari makanan yang berbau mie.

Disinggung mengenai omzet, ayah satu anak itu mengaku, dari setiap outlet yang ada,penghasilan yang didapat setiap bulannya sangatlah berbeda-beda. Dan menurutnya, outlet yang memiliki penghasilan paling tinggi ialah yang berada di Indramayu.

“Kalau dari seluruh outlet susah menghitungnya. Kalau dari setiap outlet itu berbeda-beda,dari sekitar Rp 25 juta sampai Rp 75 juta per bulannya,” tutupnya.(*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan