BANDUNG – Salah satu upaya yang dilakukan SMKN 6 Bandung guna meningkatkan kompetensi siswa yakni dengan penerapan model pembelajaran teaching factory. Model pembelajaran yang satu ini memiliki konsep pembelajaran berbasis industri melalui kerjasama sekolah dengan berbagai industri untuk menciptakan lulusan yang memiliki daya saing serta sesuai dengan kebutuhan.
Selain menerapkan Kurikulum tahun 2013 (Kurtilas), Wakil Manajemen Mutu SMKN 6 Bandung, Agus Surahmat mengungkapkan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut sudah seperti di industri yang sesungguhnya. Hal tersebut juga dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan jiwa kompetitif siswa di dunia kerja.
“Jadi kita sudah membuat sistem pembelajaran seperti di industri, pembelajaran seperti di pabrik atau di perusahaan gitu. Itu sudah diterapkan di kita,” ungkap Agus kepada Jabar Ekspres, Rabu (11/3).
Selain dari penerapan model pembelajaran teaching factory, SMK yang terletak di Jalan H. Hasan, Cisaranten Kidul, Kota Bandung ini juga turut mengembangkan berbagai kompetensi siswa melalui esktrakurikuler.
“Dari ekskul itu unggulannya paskibra, pramuka, PMR. Kalau paskibra itu tingkat juaranya sudah nasional. Kemudian drum band, setiap kegiatan upacara 17 Agustus itu selalu tampil di Kota ataupun Provinsi,” ujarnya.
Sekolah yang sudah berdiri sejak 1953 ini menyediakan enam kompetensi keahlian bagi siswa. Antara lain Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), Teknik Instalasi Tenaga Listrik( TITL), Teknik Audio Video(TAV), Teknik Pemesinan (TPM), Teknik Kendaraan Ringan (TKR atau Otomotif), dan Teknik Pengelasan baru ada di kelas XI satu kelas.
Berdasarkan data sekolah per-Januari 2020, SMKN 6 Bandung tercatat memiliki 2476 siswa.yang terdiri siswa laki-laki 2096 siswa wanita 383. (mg7/yan)