Sanghyang Kenit, Wisata Goa Alam Purba Saguling

Sanghyang Kenit, Wisata Goa Alam Purba Saguling – Membicarakan destinasi wisata alam di Kabupaten Bandung Barat (KBB), seakan tak ada habisnya. Tak melulu yang sudah dikenal, destinasi yang masih minim jamahan manusia pun cukup banyak.

Di kawasan PLTA Saguling, Rajamandala Kulon, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, ada satu tempat wisata alam yang memanjakan mata, bernama Sanghyang Kenit. Sanghyang Kenit, yang dari tulisannya kental akan makna luhur khas sunda jaman dulu, menjadi alternatif wisata alam guna melepas penat dan lelah.

Konon, nama Sanghyang Kenit berasal dari kata ‘kenit’ yang berarti arus yang memutar, versi lainnya yakni berasal dari nama domba kenit yang memiliki corak sabuk melingkar di badannya. Hewan itu dijadikan sesembahan oleh leluhur adat dan disembelih di area wisata sekarang.

Topografi alam di Sanghyang Kenit tak berbeda jauh dengan saudaranya, Sanghyang Heuleut, Sanghyang Poek, ataupun Sanghyang Tikoro.

Suguhan pemandangan tebing batu purba mengelilingi aliran air yang tertahan dan dikendalikan oleh bendungan PLTA Saguling. Cenderung memiliki arus tenang dengan kedalaman dangkal di beberapa sisi, Sanghyang Kenit cocok jadi arena bermain air anak-anak.

Saban hari libur, rombongan keluarga dari berbagai daerah mengunjungi tempat ini. Kendati aksesnya tidak terlalu bagus, namun tak menyurutkan niat pelancong lokal untuk bertamasya.

Biaya masuknya pun relatif murah. Tiap orang hanya dipungut uang sebesar Rp 5000 ditambah biaya parkir Rp 2000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil.

Satu hal yang membuat Sanghyang Kenit berbeda dengan wisata air lainnya, yakni wisata gua bagi penyuka ekstrem sport. Mulut gua yang tak jauh dari bibir sungai, bisa langsung dijamah para pelancong.

Penjelajahan dan Perjalanan di Sanghyang Kenit

Gua yang dijelajahi wisatawan semula merupakan tempat aliran sungai bawah tanah dengan reruntuhan batuan kapur. Sesaat masuk ke dalam, suasana gelap, pengap, serta senyap langsung menyergap.

Pemandu bakal mengarahkan pengunjung ke rute yang sangat sering dilalui, dengan perkiraan jarak sekitar 700 meter. Ketinggian goa yang berbeda, membuat pengunjung dipaksa merunduk, bahkan berjalan jongkok.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan