Pengguna Kereta Api Tetap Ramai Meski Harus Lakukan Tes Rapid Antigen

BANDUNG – Adanya persyaratan rapid test antigen untuk para pengguna kereta api tak terlalu berdampak signifikan.

Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) II Bandung Kuswardoyo mengungkapkan, untuk pembatalan tiket, sejauh ini tidak banyak.

Meski tidak mengetahui secara detailnya, dia mengklaim jumlah penumpang KAI saat ini masih normal. Jadi kalaupun ada pembatalan bukan karena ada rapid antigen.

’’Jadi masyarakat yang hendak melalukan rapid antigen di stasiun kereta api terlebih dahulu diharuskan memiliki kode booking tiket,’’kata dia ketika ditemui Jabar Ekspres, (24/12).

Menuurutnya, hanya penumpang yang menggunakan jasa atau layanan kereta api yang bisa melakukan rapid test antigen di stasiun, baik stasiun Kiaracondong maupun Bandung.

“Harus ada kode booking yang dimasukkan ketika akan rapid test antigen,” tuturnya.

Sedangkan untuk tarif rapid test antigen yang disediakan jauh lebih murah dari batas maksimal yang telah ditentukan oleh Kementrian Kesehatan.

“Harganya jauh lebih murah dari pada yang ditetapkan oleh pemerintah. Kami memberikan tarif khusus bagian dari layanan, yakni Rp 105 ribu. Mereka bersyukur kereta api bisa menyediakan jasa layanan tersebut,” jelasnya.

Kuswardoyo memastikan, antusias masyarakat untuk melakukan rapid test antigen khususnya di Daop II Bandung. Terdapat antrian yang membludak saat akan dilakukannya test tersebut.

“Memang kemarin kita lihat antrian di Stasiun Kiaracondong sangat panjang sekali pagi hari. Itu memang masih dalam batas wajar,’’ucapnya.

Sementara itu, salah satu calon penumpang Vivi Nurdiana mengaku telah membatalkan perjalanan menggunakan kereta. Sebab harus ada tes rapid test antigen.

“Iya gak jadi pergi, ribet. Karena berubah-ubahnya aturan dari pemerintah yang serba mendadak. Takutnya udah test antigen, nanti (aturannya) berubah lagi,” ujarnya.

Vivi yang berniat melakukan perjalanan dari Bandung ke Kebumen terpaksa mengurungkan niatnya untuk menghabiskan pergantian malam tahun baru dan waktu libur panjang bersama keluarganya di sana.

Selain itu, pihak kereta api hanya akan mengembalikan uang sebesar 75 persen dari harga tiket. Pengembalian uangnya masih diproses sekitar 3-4 hari kedepan.

Dari tarif tiket Rp 62 ribu akan dipotong sebanyak 25 persen. Katanya pengembalian 100 persen kalau pembatalannya H-3 jam perjalanan.

Tinggalkan Balasan