Jadi Rumah Sakit Rujukan, RSUD Cililin Siapkan 9 Ruang Isolasi

KBB – Untuk menangani pasien Positif Corona Virus Disease, RSUD Cililin, Kabupaten Bandung Barat, saat ini dijadikan rumah sakit rujukan penanganan pasien.

Saat ini di RSUD Cililin ada sembilan bed atau tempat tidur ruang isolasi bagi pasien positif Corona Virus, yang setiap te.pat tidurnya disekat oleh kaca.

Lima tempat tidur di ruangan isolasi tersebut sudah terisi lima tempat tidur yang diisi oleh sekeluarga asal Desa Batujajar, Kecamatan Batujajar, KBB.

“Saat ini sudah terisi lima tempat tidur, oleh sekeluarga. Yang positif hanya seorang, sisanya itu negatif. Tapi akan dirapid test lagi. Untuk empat tempat tidur tersisa kemungkinan tidak akan diisi,” ujar Direktur Utama RSUD Cililin, dr. Ahmad Oktorudy, saat dihubungi, Rabu (7/4).

Sebab meski jadi rumah sakit rujukan untuk merawat pasien Positif Corona Virus, namun tenaga medis dan non medis yang ada dengan totalnya 400 orang dinilai masih kurang. Sehingga dikhawatirkan ketika semua bed isolasi terisi, tenaga medis yang menanganinya keteteran.

“Penanganan pasien positif corona ini kan bukan hanya tenaga medis, tapi juga non medis. Belum lagi yang harus standby di IGD, makanya kami masih kekurangan 7 dokter, 25 perawat, 3 radiografer, dan 3 driver,” jelasnya.

Terkait kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, shield cover, allcoversuit, Ahmad mengaku masih terus melakukan pengajuan ke Dinas Kesehatan.

“Untuk saat ini memang kadang kekurangan, karena penggunaannya sangat banyak. Kami sudah ajukan ke Dinkes, tapi kan memang proses pengadaannya juga lama. Memang kadang ada sumbangan, tapi bukan kami yang meminta, itu inisiatif masyarakat,” tegasnya.

Sekretaris Dinas Kesehatan KBB, Nanang Ismantoro, mengatakan ruang isolasi di RSUD Cililin sebetulnya memang belum memenuhi standar untuk menangani pasien positif Corona Virus. Namun dalam waktu dekat ini rumah sakit tersebut kualitasnya akan ditingkatkan.

Kendati demikian, pihaknya memastikan ruang isolasi itu akan aman untuk pasien yang lain karena jalur dan ruangannya dipisahkan dengan ruangan pasien umum.

“Jadi kita merawat pasien itu sambil kita kejar-kejaran untuk membuat standar ruang isolasinya, saat ini sedang proses. Kita akan pantau terus dan memastikan protap para petugas medis di rumah sakit maksimal. Kita juga harus meyakinkan ke masyarakat tetap aman,” ujarnya. (mg6/yan)

Tinggalkan Balasan