BNN Cimahi Lakukan Rehabilitasi Online

CIMAHI – Pelayanan rehabilitasi pecandu narkotika oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi terpaksa diubah sejak pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Pelayanan yang biasanya dilakukan tatap muka dialihkan secara online untuk sementara waktu.

Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Cimahi, Samsul Anwar mengatakan, penghentian sementara layanan rehabilitasi secara tatap muka dilakukan sejak menyebarnya Covid-19 di Kota Cimahi, sehingga ada perintah untuk bekerja di rumah atau Work From Home (WFH).

”Kita rehabilitasi masih jalan secara online, karena kita kan full WFH (work from home),” kata Samsul saat dihubungi, Rabu (27/5).

Sejauh ini, terang Samsul, ada delapan orang pecandu narkoba berbagai jenis yang terdaftar sebagai klien rehabilitasi BNN Kota Cimahi. Rinciannya, penyalahguna triheks enam orang dan sisanya ganja sintetis serta obat-obatan terlarang.

Dia menjelaskan, layanan rehabilitasi secara online dilakukan menggunakan media sosial WhatsApp. Untuk waktunya, tergantung kondisi yang dialami pecandu.

”Biasanya menyapa mereka setiap hari. Kalau ada indikasi butuh komunikasi lebih intens, baru ditindalanjuti konseling,” jelas Samsul.

Untuk materi rehabilitasinya pun, kata Samsul, disesuaikan juga dengan kondisi klien. Begitupun dengan pemberian obat kesehatan yang akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan klien.

Biasanya, kata dia, pihaknya mendengarkan terlebih dahulu permasalahan yang dialami pecandu.

”Klien ini bisa konsultasi terkait kesehatan, kondisi keluarga mereka atau bisa ada temen yang ngajak pakai lagi,” ungkap Samsul.

Meski selama pandemi Covid-19 pelayanan hanya dilakukan secara online, namun BNN Kota Cimahi tidak menutup kemungkinan melakukan pertemuan langsung dengan pecandu apabila kondisinya darurat.

”Kalau terpaksa minta bertemu kami menerapkan protokol Covid-19,” ucap Samsul.

Dia melanjutkan, keberhasilan program rehabilitasi untuk menghilangkan kecanduan klien terhadap narkotika tergantung kondisi yang bersangkutan.

”Kalau mereka yang sudah sangat kecanduan obat, keberhasilan 50 persen. Tapi kalau baru coba pakai keberhasilannya tinggi,” sebutnya.

Tahun ini sendiri, lanjut Samsul, pihaknya hanya mendapat jatah 20 orang untuk menjalani rehabilitasi secara gratis. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp 1 juta setiap orangnya.

”Kalau kondisinya sudah normal, kita pasti buka lagi pendaftaran. Kan masih ada 12 orang lagi sisa kuota,” tandasnya.(mg3/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan