Tawarkan Proyek Kepada Investor Asing

BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa barat bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat membuka penawaran sejumlah proyek kepada investor asing dalam ajang West Java Invesment Summit 2019 (WJIS).

Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Eka Hendrawan mengatakan, sedikitnya ada 200 hingga 300 investor asing dari berbagai benua yang akan hadir pada gelaran tersebut.

“Proyek yang akan ditawarkan meliputi Proyek Pembangunan Monorel Bandung Raya, Proyek pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka dan Ciayumajakuning, Proyek Pembangunan Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Jatigede dan Bandung Raya/Sinumbra,” kata Eka saat menjadi narasumber di Japri, Senin (14/10).

Eka melanjutkan, Proyek Pembangunan Aerocity BIJB, Proyek Pembangunan Kawasan Industri Segitiga Rebana (Cirebon Subang Majalengka), Proyek pembangunan Kawasan lndustri Lido-Kabupaten Bogor‚ Cikidang-Kabupaten Sukabumi, serta Kabupaten Pangandaran.

“Selain investor domestik, beberapa investor asing yang telah menunjukkan minat terhadap proyek dimaksud berasal dari Eropa (Inggris, Belgia, dan Prancis), Amerika dan Kanada, Kawasan Timur Tengah (Kuwait, Pakistan, dan Sudan) dan Kawasan Asia (Singapura, Korea Selatan, Malaysia, dan Tiongkok),” lanjutnya.

Menurutnya, WJIS 2019 nantinya akan terbagi menjadi 5 kegiatan utama yaitu High Level Session, Penandatanganan MOU/Kesepakatan lnvestasi dan Perdagangan, Project Consultation, One-on-one meeting, dan Pameran lnvestasi dan UMKM.

“Khusus sesi penandatanganan MoU, akan dilakukan penandatanganan beberapa kesepakatan investasi, antara Iain dengan Kawasan Industri Cikidang, perluasan pabrik elektronik di Kabupaten Bekasi dan kesepakatan perdagangan dengan BUMD Pangan Jawa Barat,” ujar Eka.

Dia menyampaikan, pihaknya menggelar WJIS sebagai market sounding untuk sejumlah proyek pembangunan, khususnya TP PAS Legok Nangka yang bakal ditenderkan pada akhir tahun ini.

“Acara ini biasanya dua tahun sekali, tapi tahun 2019 ini kita ingin lebih baik lagi menyelenggarakan acara ini dan atas arahan Pak Gubernur acara ini namanya sedikit diubah menjadi West Java Investment Summit,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Group Advisory Pengembangan Ekonomi, Kantor Perwakilan BI Jabar Pribadi Santoso mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jabar pada tiga tahun terakhir ini menujukan perkembangan yang positif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan