Prabowo Temui Paloh, Hasilkan Tiga Kesepakatan

JAKARTA – Setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, kini giliran Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh yang ditemui Prabowo Subianto. Pertemuan dilakukan di kediaman Paloh di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Minggu (13/10) malam.

Pertemuan itu menghasilkan tiga kesepakatan yang diberi judul Silaturahmi Kebangsaan. Yakni, memperbaiki citra partai politik, mencegah dan melawan radikalisme, serta mengusulkan amandemen UUD 1945 secara menyeluruh. Meskipun enggan memastikan soal kehadiran Gerindra di kabinet, isyarat koalisi itu semakin terang.

”Mana ada masalah sama saya?” ujar Paloh saat ditanya pendapatnya bila Gerindra masuk koalisi Jokowi-Ma’ruf.

Menurutnya, ketika semua sudah sama-sama memikirkan kepentingan nasional, semua akan berjalan dengan baik. Dia menyatakan, tidak ada pembicaraan soal kabinet dalam pertemuan tersebut. Dia beralasan, kedua pimpinan parpol memilih untuk membahas tema yang lebih luas. Yakni, parpol, radikalisme, dan amandemen UUD 1945.

”Secara normatif, kedua partai mencari kelebihan dan kekurangan masing-masing yang kemudian disatukan lewat gagasan-gagasan untuk pemerintahan ke depan. Dan tidak hanya terbatas apakah ada dalam pemerintahan atau tidak,” terangnya.

Meski demikian, bukan berarti pihaknya akan menolak kehadiran Gerindra di koalisi Jokowi-Ma’ruf, termasuk di kabinet. Dia mempersilakan publik untuk menafsirkannya sendiri. ”Lihat saja suasana batin kita malam hari ini (kemarin, Red),” tutur Paloh.

Pertemuan tadi malam memang berlangsung hangat dan akrab. Maklum, dua politikus senior itu sama-sama alumnus Partai Golkar yang lantas membentuk partai masing-masing. Prabowo tiba di kediaman Paloh sekitar pukul 18.30 dengan mobil Alphard yang bernopol B 108 PSD. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepada awak media saat tiba.

Ada tiga kesepakatan yang diambil. Pertama, kedua pimpinan parpol sepakat untuk memperbaiki citra parpol. Caranya, meletakkan kepentingan nasional di atas segala kepentingan lain. Juga, menjadikan persatuan nasional sebagai orientasi perjuangan.

Kemudian, keduanya sepakat untuk melakukan segala hal yang dianggap perlu guna mencegah dan melawan segala bentuk radikalisme. Yakni, paham apa pun yang dapat merongrong Pancasila dan konsensus dasar kebangsaan.

Terakhir, Paloh dan Prabowo sepakat bahwa amandemen UUD 1945 harus dilakukan secara menyeluruh. Terutama menyangkut kebutuhan tata kelola negara. Dikaitkan dengan tantangan saat ini dan proyeksi kehidupan bangsa di masa depan.

Tinggalkan Balasan