CIREBON–Yaya Supriyadi mulai menata lapak miliknya. Selasa (5/2) sore, ia mulai memasang papan nama di etalase. Aktivitas itu dilakukan di tengah bangunan selter yang terlihat masih penuh debu. Belum banyak aktivitas.
Padahal dalam jadwal, Rabu (6/2) pedagang kaki lima (PKL) dari Jl Cipto Mangunkusumo dan Jl Sudarsono seharusnya sudah pindah. “Mungkin belum kompak,” katanya kepada Radar Cirebon.
Kondisi serupa juga terjadi Minggu (3/1). Yang sebetulnya diagendakan untuk kerja bakti. Sembari siap-siap untuk benar-benar pindah dari jalanan ke selter. Agenda bersih-bersih itu juga hanya diikuti segelintir pedagang. Yaya mengakui, banyak pedagang masih enggan pindah. Tapi dia yakin dalam beberapa hari ke depan rekan-rekannya bakal menyusul. “Kalau di sini sudah ramai. Pasti banyak yang ikut,” ucapnya.
Penjual docang ini berharap, PKL kompak. Sehingga bisa sama-sama meramaikan selter. Tempat baru untuk mereka mencari nafkah. Meski kenyataannya banyak yang enggan direlokasi. Rata-rata, para pedagang khawatir lahan bekas lapak mereka bakal ditempati pedagang baru. Relokasi PKL di Selter Bima, juga Selter Alun-alun Kejaksan dianggap jadi rujukan tepat soal ini.
Di kawasan Bima misalnya. Setelah PKL pindah ke selter, pedagang yang membuka tenda berdatangan. Menempati lahan-lahan kosong yang ditinggalkan. Begitu juga di Jl Siliwangi. Sebelum ditetapkan menjadi kawasan tertib lalu lintas (KTL). Di sepanjang trotoar dekat alun-alun berjubel pedagang.