Kasus DBD di Cimahi Terus Meningkat

CIMAHI– Penemuan kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Cimahi di awal 2019 ini sangat meningkat drastis. Hingga Kamis (24/1) saja yang dinyatakan positif terkena DBD ada sebanyak 119 jiwa atau bertambah dari dua hari sebelumnya yang hanya 77 kasus.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota cimahi, Romi Abdurakhman mengungkapkan, Kasus DBD tahun ini naik drastis jika dibandingkan dengan tahun sebelumya. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan jumlah warga yang terjangkit. Jika Januari lalu hanya 24 kasus, untuk Januari 2019 ini sudah mencapai 119 jiwa.

“Kemungkinan banyaknya kasus DBD karena faktor cuaca yang ektrim,” ungkapnya, di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusuma, Kemarin (24/1)

Romi menuturkan, sebenarnya cara yang paling mudah dan ampuh untuk mencegah terkena DBD ialah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Sebab selain mudah, PSN juga bisa dilakukan oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat, lanjutnya, bahkan Dinas Kesehatan Kota Cimahi pun bakal rutin melakukan PSN masal.

“Terakhir, pemberantasan terhadap jentik nyamuk itu dilakukan di Kelurahan Pasirkaliki. Besok (Hari ini), PSN masal lagi di RW 7 Kelurahan Karangmekar. Selain dengan PSN, kita juga melakukan fogging,” tandasnya.

Terpisah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cimahi, Barkah Setiawan menilai, saat ini, bukan lagi dengan PSN untuk mencegah mewabahnya DBD. Namun pemerintah harus sudah melakukan pemberantas nyamuk aedes aegypti itu.

“Kalau gerakan PSN kan hanya berupa pencegahan. Tapi sekarang bentuknya sudah nyamuk bukan lagi jentik, jadi sudah harus penindakan. Ya  dinkes harus segera antisipasi agar tidak terus mewabah,” ucapnya.

Menurut politikus dari Gerindra ini, dengan banyaknya permintaan fogging  berarti masyarakat sudah mulai ketakutan terkena penyakit. Sehingga seharusnya, dinkes tidak harus mengecek ke lapangan lagi untuk membuktikan kebenaran ada tidaknya DBD di daerah tersebut.

“Sudah jelas dengan masyarakat minta fogging berarti ada yang sakit. Kalau harus dicek dulu kapan prosesnya. Sementara hari ini masyarakat sudah banyak yang terjangkit,” tegasnya.

Jika penanganan dari pemerintah lambat, lanjutnya, dikhawatirkan malah penyakit semakin mewabah. Akibatnya masyarakat yang menjadi korban.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan