Harga Daging Tinggi, Daya Beli Tak Menurun

KALIJATI-Meski harga daging ayam sampai saat ini mencapai Rp 35.000/kg namun minat beli masyarakat terhadap daging ayam menurut penjual daging ayam di pasar tradisional Kalijati, menurut Yanti, sama sekali tidak menurun, 80 potong ayam dalam sehari dipastikan bisa terjual.

“Harganya memang masih tinggi meski harga daging ayam semenjak tahun baru, hingga kemarin imlek harganya terus mangalami kenaikan namun masyarakat tidak kehilangan daya belinya. Alahamdulilah, terbukti saya dalam sehari masih bertahan di 50 sampai 80 potong ayam yang terjual,” jelasnya.

Yanti juga menjelaskan tentang kenaikan daging ayam yang biasanya sebagai siklus tahunan biasa, namun untuk tahun 2019 ini, daging ayam mengalami kenaikan harga yang cepat, namun penurunan yang lambat.

“Sebenarnya kalau naik turun harga daging itu biasa, siklus tahunan, namun untuk tahun ini memang agak lambat turunnya, sekalipun turun seperti kemarin paling hanya 1000 atau 2000 rupiah saja, dari Rp 37.000 menjadi Rp 36.000 sampai sekarang masih bertahan di Rp 35.000/kg,” tambah Yanti.

Kendati demikian Yanti sama sekali tidak khawatir dengan lambatnya penurunan harga daging ayam di awal-awal tahun seperti saat ini.

Menurutnya selama daya beli masyarakat masih tinggi terhadap daging ayam, selama itu juga dirinya masih tenang, sebab masih terus bisa menjalankan usaha, dan menghidupi keluarga.

Sementara seorang pembeli daging ayam Tia berhasil diwawancarai Pasundan Ekapres, saat sedang memilih potongan ayam dengan teliti di joglo milik Yanti, dirinya mengutarakan pendapatnya tentang harga dagiang ayam yang harganya masih saja tinggi, menurut Tia tingginya harga daging ayam tidak berdampak apapun, termasuk pada kehendaknya untuk membeli daging ayam tersebut.

“Saya tidak setiap hari belinya juga, untuk sesekali aja sebagai hidangan makan di rumah, jadi tidak ada pengaruh apa-apa, mungkin saja bagi yang menggunakan daging ayam sebagai bahan dasar olahan makanan usahanya akan pengaruh ya, tapi bagi saya sih tidak,” tutur Tia.

Sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari pulang pergi belanja ke pasar Kalijati, Tia mengaku biasa dengan harga-harga di pasar tradisional yang hingga saat ini belum menemukan kestabilannya namun Tia tetap merasa itu sebagai hal yang wajar saja. (idr/dan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan