Awas Penumpang Gelap

Terpisah, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan tuntutan mahasiswa untuk menunda pengesahan RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan sudah terpenuhi. DPR telah menunda pengesahan atas permintaan Presiden Jokowi dan aspirasi masyarakat.

“RUU Minerba dan RUU Pertanahan berbeda dengan RKUHP dan RUU Pemasyarakatan. RUU Pertanahan dan RUU Minerba masih dalam proses pembahasan. Jadi tidak perlu dilakukan penundaan karena belum pengambilan keputusan,” kata Bamsoet.

Dia meminta agar mahasiswa memahami apa yang dilakukan DPR dengan menunda pengesahan RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan.

Bamsoet juga membantah isu terkait beberapa isi dari RUU Pemasyarakatan. Misalnya narapidana bisa cuti dan jalan-jalan.

“Banyak hal yang dipelintir dan membuat suasana panas. Saya perlu jelaskan, tidak ada hal-hal seperti itu. Untuk menurunkan tensi dan memenuhi aspirasi publik dan usulan Presiden, maka RUU KUHP ditunda,” paparnya.

Terpisah, Anggota DPR RI, Eva Kusuma Sundari mengatakan mencermati lima tuntutan dari Aliansi Rakyat Bergerak, maka mahasiswa sudah menang.

Sejumlah tuntutan kepada DPR dan Presiden sudah dikabulkan. Sehingga tak perlu lagi melanjutkan demonstrasi.

“Kan tuntutannya sudah dipenuhi. Demo tak perlu lagi. Kecuali memang ingin membuat kegaduhan yang rawan menjadi tunggangan penumpang gelap,” kata Eva.

Sementara itu, Mabes Polri mengingatkan kepada sejumlah massa demotrasi dari kalangan mahasiswa yang sedang menggelar aksi unjuk rasa, agar waspada terhadap pihak-pihak manapun yang hendak menyusup ikut ke dalam barisannya dalam rangka menolak RUU KUHP dan revisi UU KPK.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, ada kekhawatiran di tengah derasnya gelombang aksi demontrasi oleh sejumlah massa mahasiswa diberbagai daerah di Indonesia, ada pihak-pihak yang hendak menyusup dan menginginkan terjadinya kerusuhan.

“Silakan menyampaikan aspirasi secara damai. Jangan sampai momentum demo mahasiswa ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu. Oleh sebab itu, kitaberikan warning,” kata Dedi di Mabes Polri, kemarin (24/9).

Menurut Dedi, kordinator berkali-kali diingatkan agar memberitahu seluruh peserta unjuk rasa untuk saling mengenali teman-temannya di lapangan. Hal ini, karena atribut mahasiswa disebutnya bisa dengan mudah di beli oleh orang-orang yang ingin menyusup.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan