Nasib KLB PSSI Diputuskan setelah Kongres FIFA

bandungekspres.co.id, JAKARTA – Keinginan sebagian besar voters PSSI untuk terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sepertinya masih ngambang. Selain karena masih banyak tahapan dan mekanisme organisasi yang harus dilalui, para elit PSSI saat ini pun masih menunggu nasib status sepak bola Indonesia di tangan FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional).

Tony Apriliani, salah satu anggota Executive Commitee (Exco) PSSI mengatakan, nasib sepak bola Indonesia saat ini masih berada di ujung tanduk. Bahkan, status Indonesia bakal semakin parah bila pemerintah Indonesia tidak juga mencabut SK Kemenpora Nomor 01307 Tentang Pembekuan PSSI sebelum Kongfres FIFA di Meksiko pada 12 Mei nanti.

”Karena kalau SK pembekuan itu tidak dicabut, maka sanksi FIFA yang diberikan ke Indonesia bakal lebih lama. Dan kalau untuk mencabut sanksi dari FIFA itu, maka harus menunggu Kongres Tahunan FIFA setahun kemudian,” kata Tony. ”Jadi, kami meminta agar pemerintah bisa segera mencabut SK pembekuan terhadap PSSI,” timpalnya.

Sebagai catatan, akhir April lalu, pemerintah lewat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyatakan bahwa mereka akan segera mencabut sanksi pembekuan PSSI itu sebelum FIFA menggelar kongres tahunan 12 Mei nanti. Namun, sampai hari ini, belum ada tanda-tanda positif dari pemerintah untuk mewujudkan niat mereka itu.

Nah, menurut Tony, bila akhirnya FIFA benar-benar memberikan sanksi lebih berat kepada Indonesia, maka desakan KLB PSSI yang saat ini didorong oleh mayoritas voters PSSI pun bisa berujung batal. Tidak hanya itu, Kongres Tahunan PSSI yang rencananya diselenggarakan di Balikpapan pada akhir Mei nanti pun, tidak juga bisa mengalami hal yang sama.

Pasalnya, lanjut Tony, kalau Indonesia sudah mendapat sanksi tambahan, maka sudah pasti tidak ada wakil FIFA dan AFC (Asia football Confederation) yang mau datang ke Indonesia.

”Kalau sudah begitu, maka semua produk organisasi selama masa pembekuan tidak akan diakui oleh mereka. termasukan KLB dan Kongres Tahunan nanti,” ucapnya. ”Jadi, buat apa capek-capek harus menggelar KLB. Kalau toh Ketua Umum baru yang terpilih nanti tidak diakui oleh FIFA sendiri,” kata pria asal Bandung Jawa Barat ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan