Cuaca Ekstrim Diprediksi Hingga Desember

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pengamat Prakiraan Cuaca dari Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional bidang Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Edy Hermawan mengatakan, berdasarkan kajian dan penelitiannya kondisi cuaca saat ini sulit diprediksi.

Menurutnya, terlepas dari kondisi resepan tanah dan gundulnya Kawasan Bandung Utara (KBU), volume curah hujan akhir-akhir ini patut diwaspadai. Sebab potensi ini bisa jadi banjir besar di Kota Bandung.

”Beberapa prediksi dari BMKG mengenai berakhirnya intensitas curah hujan pada akhir Oktober meleset dari perkiraan. Mungkin bisa sampai Desember,” jelas Edy kepada Jabar Ekspres kemarin (13/11).

Menurut dia, massa udara basah (Madden Julian Oscillation, MJO) ‎bukan penyebab terjadinya curah hujan ekstrem ini. Tapi, MJO masih memiliki kotribusi besar terjadinya hujan ekstrem di kawasan barat Indonesia.

Edy berpendapat, fenomena ini terjadi akibat ada musim dalam satu musim. Ssehingga kehadiran MJO ketika fase aktif melintas kawasan Bandung memiliki sifat dominan terhadap atmosfer di Indonesia. Dampaknya, kondisi cuaca sulit diprediksi.

”Jadi prediksi itu seperti mata uang yang memiliki dua sisi ada kalanya benar ada kalanya salah,” kata dia.

Edy memaparkan, apabila MJO merupakan sekumpulan awan-awan penghasil hujan lebat dari kelompok kumulonimbus atau lebih dikenal super cold cluster yang bergerak dari samudera Hindia dan masuk ke kawasan barat Indonesia. Tapi, melemah ketika bergerak terus kearah timur.

Nah ini fakta yang terjadi kenapa super cloud itu tidak bergerak terus ke arah timur Indonesia. Tapi malah bersemanyam di Bandung,” ucap Edy.

Sementara itu, masyarakat harus kian mewaspadai cuaca ekstrem. Hujan lebat dan angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir diperkirakan berlanjut dengan intensitas yang lebih tinggi. Kewaspadaan itu berlaku kemarin (13/11) hingga satu pekan mendatang.

Kepala Subbidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko menjelaskan, cuaca ekstrem tersebut akan diwarnai curah hujan lebat, thunderstorm (sambaran petir), dan angin kencang. ”Ini berpotensi meningkatkan kejadian bencana,” ujarnya kemarin.

Menurut Harry, BMKG sudah melakukan pemetaan cuaca dengan tiga kategori, yakni hujan lebat, thunderstorm, dan angin kencang. Dia menyebutkan, hujan lebat berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Sumatera seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, dan Lampung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan