Athletic Bilbao vs Sevilla, Llorente Menantang Dilema

bandungekspres.co.id Nano-nano. Nama sebuah produk permen itu menjadi gambaran perasaan Fernando Llorente ketika hasil drawing babak perempat final mempertemukannya dengan Athletic Bilbao.

Llorente pantas merasa seperti itu. Sejak bergabung dengan akademi Bilbao 1996 silam, Llorente sudah menghabiskan 17 tahun usianya memerkuat tim asal kawasan Basque tersebut.

Bersama tim senior, Llorente mencatat 333 pertandingan 118 gol selama sembilan musim sebelum akhirnya memutuskan menyeberang ke Italia dan memperkuat Juventus.

”Sangat terkejut ketika aku tahu bakal berhadapan dengan klub pertamaku,” ujar Llorente seperti dilansir situs resmi UEFA. ”Aneh, tentu saja. Sebab, aku menghabiskan 17 tahun yang mengagumkan disana,” tukasnya.

Namun, dinihari nanti, jangan berharap Llorente bakal bersikap lembut terhadap mantan klubnya itu di leg pertama babak perempat final Europa League, di San Mames.

Sebab, saat ini, dia sudah menjadi pilar Sevilla. Dia pun memiliki target untuk membawa Sevilla mempertahankan gelarnya kali kelima.

Selain itu, Llorente tentu diliputi oleh rasa penasaran karena dalam dua kali final di kompetisi Eropa, 2011-2012 bersama Bilbao di Europa League dan musim lalu di Liga Champions dengan Juventus, dirinya selalu menjadi pecundang.

”Aku berharap ini adalah momenku (mengangkat trofi Eropa),” tutur Llorente. ”Karena itu, aku bakal memberikan segalanya bagi kostum ini (Sevilla),” imbuh penyerang 31 tahun tersebut.

Llorente boleh saja memiliki semangat menggebu dinihari nanti. Namun, beberapa kendala bakal menaunginya dinihari nanti.

Selain fakta bahwa Llorente bukanlah pilihan pertama entrenador Unai Emery, performa Sevilla musim ini begitu miris.

Di liga, kekalahan 1-2 di Ramon Sanchez Pizjuan dari Real Sociedad Minggu (3/4) tidak hanya membuat rekor 17 kemenangan beruntun terhenti. Target mereka untuk finis di zona Liga Champions makin sulit lantaran selisih sembilan poin dari Villarreal yang ada di peringkat keempat.

Itu belum ditambah dengan penampilan away mereka yang sangat mengecewakan. Di La Liga, kemenangan masih belum menghantui Sevilla setiap kali melakoni pertandingan tandang dengan delapan kali seri dan lima kali kalah.

Sementara pada Liga Champions, pencapaian Los Nervionenses, julukan Sevilla, semakin membuat menangis dengan tiga kekalahan beruntun di fase penyisihan, yang kemudian diperparah dengan fase knockout Europa League dengan satu kalah dan satu seri.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan