bandungekspres.co.id – Padepokan Mayang Sunda menggelar Baksya Candradimuka yang diikuti puluhan peserta pentas seni dan budaya Sunda. Pentas ini sebagai bentuk komitmen dalam memberikan pencerahan terhadap seni dan budaya memasuki 2016.
Kepala UPT Padepokan Mayang Sunda Ating Sudjana mengatakan, sebagai wadah yang membidangi seni dan budaya khususnya di Kota Bandung, padepokan ini akan terus berupaya memberikan pencerahan pada masyarakat Sunda tentang seni dan budaya yang diwariskan leluhurnya terdahulu. Seperti pentas ini banyak menampilkan seni buhun yang hampir punah.
’’Ini merupakan pertunjukan pertama di 2016. Saya bersama rengrengan (pengelola, red) di Padepokan Mayang Sunda, sangat berharap agar kegiatan yang ditampilkan bisa diterima oleh masyarakat. Terutama para nonoman (anak muda, red) yang ada di Kota Bandung,’’ katanya kepada wartawan di sela kegiatan Baksya Candradimuka di UPT Padepokan Mayang Sunda, Jalan Peta, belum lama ini.
Ating menjelaskan, rencana kerja 2016 ini Padepokan Mayang Sunda akan menggelar sedikitnya 40 kegiatan pentas seni budaya. Selain itu akan menngelar workshoop tentang wisata, seni buhun dan tematik Kota Bandung, pelestarian seni bagi usia dini, serta mengupas waris dengan mengadakan drama sejarah Pajajaran pada saat Perang Bubat.
’’Dengan diadakannya workshop dan drama tentang Perang Bubat, pasti akan muncul berbagai pro dan kontra tentang pertunjukan itu. Ini karena banyaknya versi yang mengguar masalah ini,’’ jelas Ating.
Ating memaparkan, padepokan akan terus mendukung masyarakat bandung dalam bidang pengembangan seni dan budaya. Gedung Padepokan Mayang Sunda terbuka untuk komunitas seniman yang ingin melaksanakan pentas seni dan budaya tanpa dipungut biaya.
’’Namun demikian, setiap seniman yang akan menggunakan fasilitas padepokan ini jangan mencari keuntungan. Tapi, bertujuan untuk pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan seni dan budaya,’’ pungkasnya.
Sementara itu, Rita salah seorang seniman sunda berharap, dengan sering digelarnya pentas seni budaya di Padepokan Mayang Sunda, masyarakat dan generasi muda bisa kembali mencintai seni dan budaya warisan leluhur mereka. Karena saat ini banyak generasi muda yang lupa akan seni budayanya dan lebih mengetahui seni budaya luar.