Santri Demo SOTR

[tie_list type=”minus”]Ribuan Massa Ontrog Balaikota[/tie_list]

BOGOR – Ribuan santri memadatai jalan depan kantor Balai Kota Bogor kemarin (6/7). Santri yang datang dari Majelis Ta’lim Syababul Mukhtarim dan Pesantren Nur Al-Ghani, Kencana, Tanah Sareal ini datang dengan iring-iringan sepeda motor dan mobil yang mengantarkannya kesana.

Tujuan mereka berhenti di depan Balaikota Bogor tidak lain tidak bukan hanya ingin memberitahu kepada pemerintah kota untuk menepis rumor miring perihal pemberitaan yang mereka kira sangat merugikan ormas mereka.

”Kegiatan Sahur On The Road (SOTR) ini kami lakukan dengan tujuan yang sangat mulia, yaitu berbagi sesama umat muslim di kota Bogor. Jika Walikota paham, beliau bisa ikut dengan kami membagi-bagikan makanan ini kepada dhuafa,” kata pimpinan Majelis Ta’lim Syababul Mukhtarim, Habib Mahdi Bin Zamzah Assegaf.

Awal mula, mereka sangat geram dengan pemberitaan miring yang mereka dapati dari berbagai media. Bahwasanya, SOTR yang mereka lakukan berbau kekerasan. Padahal, menurut mereka, kegiatan yang mereka lakukan adalah sebagian dari dakwah sambil berbagi kepada yang membutuhkan.

”Sebenarnya, ini bukan protes dari kami, tapi tolong lah lihat kembali, masih banyak yang harus diperhatikan lebih daripada ini. Masih banyak lokalisasi yang lebih wajib di tindak, jika memang ingin membersihkan bulan Ramadan ini,” sambungnya seraya menunjukan foto-foto bukti lokalisasi.

Bulan Ramadan, lanjut dia, menjadi momen dimana semua umat islam harus bersatu menjaga kesuciannya. Sedangkan, masih banyak tempat menurutnya yang masih menjadi tempat transaksi PSK. ” Banyak lokalisasi yang tersebar dimana-mana. Masjid Agung, Balaikota, bahkan adda yang melakukan transaksi di depan kantor Dewan. Kantor pemerintahan kita sebagai warga Bogor,” tegas dia.

Sedikit menambahkan, Pimpinan Pesantren Nur Al-Ghoni, H Asep Burhanuddin meminta, harus ada dukungan dari semua elemen masyarakat termasuk pemerintah jika memang ingin membuat suci bulan yang pernuh berkah ini.

”Ya semua harus dijaga, jangan hanya melarang yang harusnya tidak dilarang. Cegah lah yang pantas untuk dicegah dan diberantas, seperti lokalisasi yang dijelaskan tadi,” singkatnya.

Tinggalkan Balasan