Petani KBB Minta Penyuluhan dari Pemda

Kurang Menguasai Teknologi Pertanian

LEMBANG – Para petani di Kabupaten Bandung Barat mengeluhkan minimnya pengetahuan soal teknologi dalam mengembangkan kualitas pertanian. Padahal, untuk meningkatkan mutu dan nilai ekonomi tanaman sayur mayur, para petani harus menguasai teknologi yang semakin tahun semakin canggih. Untuk itu, para petani meminta ilmu dan teknologi pembudidayaan tanaman sayur kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

Petani KBB - bandung ekspres
MEMBAJAK SAWAH: Seorang petani mengemudikan kerbaunya saat menggarap tanah. Minimnya tenaga penyuluh pertanian membuat petani kurang optimal bercocok tanam.

Menurut salah seorang petani sayur warga Desa Mekarwangi Lembang, Taryana Suparman, 39, selain membutuhkan pupuk yang murah dan berkualitas, saat ini para petani sangat membutuhkan ilmu dan teknologi untuk pengembangan budidaya tanaman sayur mayur yang mereka tanam di setiap musimnya.

”Kami membutuhkan ilmu teknologi agar kualitas sayuran yang kami tanam akan memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Karena, semakin tahun, justru teknologi semakin canggih. Kalau bisa dari Dinas Pertanian Bandung Barat bisa mengakomodir dan mendengar aspirasi kami,” kata Taryana kepada wartawan di Lembang, kemarin (3/3).

Diakuinya, saat ini bimbingan penyuluhan dan pelatihan pembudidayaan tanaman sayur dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Barat, bagi para petani sayur masih dianggap minim. Ini bisa dilihat dari minimnya para penyuluh pertanian yang turun langsung kepada para petani untuk melakukan penyuluhan.

Dia menambahkan, ilmu budidaya itu, dibutuhkan untuk pengembangan tanaman sayur sehingga tanaman sayur memiliki mutu dan nilai ekonomi tinggi. Adapun teknologi itu, kata dia, dibutuhkan untuk mempermudah orang melakukan pekerjaannya, sehinga bisa menghemat biaya produksi dan tenaga.
Hal senada diungkapkan Maman Sujana, 43, petani sayuran warga Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong. Menurut dia, saat ini dirinya membutuhkan bimbingan dari penyuluh pertanian untuk mengatasi kekeringan air pada tanaman sayurannya akibat musim kemarau, supaya tanamannya tidak mati serta tidak merugi. ”Katanya Bandung Barat ini salah satu kabupaten penghasil pertanian terbesar, tapi nyatanya perhatian minim,” katanya.

Menanggapi soal minimnya bantuan dari petugas penyuluhan, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) KBB, Ida Nurhamida melalui Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Iin Solihin membenarkan bila KBB sejauh ini masih kekurangan Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Pasalnya, dari 90 orang PPL yang bersatus PNS, mulai tahun 2016 mendatang, banyak yang mulai memasuki usia pensiun. ”Dari total 90 PPL yang saat ini masih bekerja. Pada tahun 2016 sebanyak 30 PPL yang akan memasuki masa pensiun. Sisanya sekitar 60 PPL lagi harus bekerja memberikan penyuluhan kepada petani di Bandung Barat,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan