Cosmogony, Seni Kertas Berlapis Dalam Senirupa

[tie_list type=”minus”]Lahirkan Karya Nuansa Ilahiah [/tie_list]

[dropcap]G[/dropcap]aris tegas dan lekukan gerak linear, melahirkan sebuah karya seni bernuansa spiritual yang kental akan kedekatan manusia menuju illahiah. Paduan warna gradasi serta tampilan gambar yang timbul, membuat bentuk lukisan begitu kaya akan sentuhan seni kelas atas.

 Selfie Miftahul Jannah

Setelah selama empat tahun mempersiapkan diri untuk menghadirkan karya baru. Herry Dim, akhirnya menampilkan 12 lukisan. Persiapannya terdiri dari tiga tahun digunakan untuk studi terkait konsep yang akan digunakannya dan 1 tahun 6 bulan dipakainya sebagai proses penggarapan karya. Untuk pameran karyanya, lukisan ditampilkan dalam sebuah pameran tunggal bertajuk Cosmogony Dalam Senirupa, di Bale Motekar, Jalan Banda, Bandung, Minggu (12/3) lalu.

Untuk karya kali ini, Herry Dim menggunakan bahan utama kertas, yang ditempel per helai. Menurutnya, banyaknya sampah dari material kertas yang “terbuang” percuma. Makanya, dia pun memanfaatkan menjadi sebuah karya yang bernilai tinggi.

’’Karya ini merupakan simbol kembalinya kepada semesta, alam dan fitrahnya,’’ kata Herry Dim dalam pembukaan pemeran tunggalnya “Cosmogony Dalam Senirupa”, di Bale Motekar, Senin (12/4).

Menurutnya, karya serial Cosmogony tersebut akan terlalu angkuh jika disebut sebagai karya pribadi. Sebab melibatkan kehadiran dan restu alam semesta, sejarah panjang, serta berbagai dukungan.

’’Untuk itu izinkan saya untuk mengatakan, serial karya ini sejatinya merupakan kesemestaan (cosmogoni) kita,’’ ungkap dia.

Tidak mudah tentunya menuangkan konsep yang akhirnya menghasilkan karya yang begitu apik menonjolkan detail-detail simbol dalam lukisannya. Selintas lukisannya seperti menggunakan material logam dan besi.

’’Untuk satu lukisan dibutuhkan penggarapan yang tidak sebentar, kurang lebih sekitar 5 lapisan material harus ditata satu persatu. Tapi itulah karya,’’ ujarnya.

Tidak hanya 12 lukisan yang menghiasi ruangan Bale Motekar, ada 6 instalasi yang dibuatnya antara lain 3 instalasi miniatur monumen sampah plastik dan instalasi spiral daun pinus atau Healing Room. Semua instalasi tersebut pun berasal dari alam dan kembali ke alam.

Pameran yang digelar setelah pameran terakhirnya “A Child’s World of Hope and Peace” pada 2008 di Salle de Pas Perdus, Palais des Nations, Geneva, Switzerland yaitu Markas Besar PBB di Jenewa, Swiss tersebut akan berlangsung 12-19 April mendatang. Material sampah kertas koran dan bekas kantong semen menjadi bahan utama untuk karya-karyanya itu. (/rie)

Tinggalkan Balasan