OPD Harus Diawasi dan Transparan

BANDUNG -Meskipun rea­lisasi APBD-P 2018 hanya dija­lankan kurang lebih 4 bulan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jawa Barat meminta ke­pada seluruh Organisasi Perang­kat Daerah (OPD) dapat me­maksimalkan penyerapannya.

Anggota Badan Anggaran DPRD Jabar dari Fraksi Partai Golkar, Yomanius Untung mengatakan, OPD-OPD dalam penggunaan anggaran harus transparan dan diawasi ber­sama. Sehingga, jika ada penyimpangan minimal dapat dicegah.

Dia menginginkan, APBD-P 2018 dapat berjalan sesuai target. Sebab, pada rencana belanja daerah telah disusun berdasarkan skala prioritas.

’’Pelaksanaan kegiatannya harus ada efesiensi serta pengawasan yang efektif se­hingga penyimpangan bisa dihindari,” tutur Untung ke­tika ditemui di Gedung DPRD Jabar kemarin.

Untung menekankan, ter­kait kebijakan bidang penda­patan Banggar menyarankan agar dalam pengelolaannya secara optimal dan tidak ha­nya sebatas mencapat target, tetapi harus dibarengi dengan transparansi dan penyerde­hanaan prosedur.

Kemudian, soal peningkatan target PAD di APBD-P 2018 memang hal yang positif dari Pemprov Jabar yang patut diapresiasi. Namun demikian, Banggar melihat peningkatan PAD tersebut masih didomi­nasi dari pajak daerah belum ada sektor lainnya yang bisa berkontribusi terhadap PAD.

Sehingga dalam hal ini, per­lunya inovasi dari Pemprov Jabar untuk lebih mengopti­malkan PAD dari OPD-OPD yang ada di Jabar baik itu penghasil aset-aset yang di­miliki Pemerintah Provinsi Jabar maupun aset yang di­pisahkan.

“Optimalisasi sumber PAD pun bukan saja dari OPD saja, tetapi dari BUMD-BUMD pun harus dioptimalkan juga. Sebab, masih ada beberapa BUMD yang belum memberikan kon­tribusi terhadap PAD. Sedang­kan anggaran penyertaan modal yang diberikan melalui APBD cukup bersar. Maka dari itu, perlunya pengopti­malan kinerja BUMD yang ada dan pelu dikaji ulang bagi BUMD yang tidak produktif,” pungkas dia. (mg2/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan