Kampret Kang Dedi Paling Laku

DEPOK – Fenomena mena­rik muncul dalam acara debat publik Pilgub Jawa Barat, Se­nin (14/5) di Balairung Uni­versitas Indonesia, Depok Jawa Barat.

Hal tersebut sontak menarik perhatian para pendukung yang hadir dalam kegiatan tersebut. Terutama, pendukung pasangan calon nomor urut 4, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi.

Dalam acara adu visi, misi dan program itu, Dedi Muly­adi tampil dengan busana tidak biasa. Dalam banyak kesempatan, mantan Bupati Purwakarta tersebut sering mengenakan pakaian khas Sunda.

Akan tetapi, khusus di acara debat publik malam itu, pria kelahiran Subang, Jawa Barat tersebut mengenakan busana ala millenial. Dedi Mulyadi tampak mengenakan jaket hi­tam dan celana jeans putih.

Uniknya, iket Sunda putih berjenis makutawangsa ma­sih turut menjadi mahkota kepala pria suami Anne Rat­na Mustika tersebut.

Salah seorang pendukung pasangan nomor 4, Ramdhan Nur Cahya, 27, menyampaikan apresiasi busana yang dikena­kan oleh Dedi Mulyadi.

Menurut dia, kader Nahd­latul Ulama tersebut tampil fresh dengan nuansa mille­nial yang tersemat. Tetapi, nuansa tersebut tidak mening­galkan aspek kultur. Terbuk­ti, iket Sunda masih konsisten digunakan Dedi Mulyadi.

”Saya bolehlah menyebutnya millenial kultural. Gabungan dari millenial dan kultur itu penting. Perkembangan zaman harus kita ikuti tanpa harus meninggalkan kebudayaan. Saya kira, itu pesan yang ingin Kang Dedi sampaikan,” katanya, Selasa (15/5) di Pur­wakarta.

Busana yang dikenakan Dedi Mulyadi sejak masih menjabat sebagai Wakil Bu­pati Purwakarta hingga kini memang sering menjadi ruju­kan fesyen.

Terbukti, para pedagang pakaian khas Sunda sering menjajakan pakaian sama persis dengan desain pakaian Dedi Mulyadi.

Abah Wardi, 60, pedagang pakaian asal Darangdan, Pur­wakarta mengaku barang dagangannya sering laku ke­ras jika menggunakan desain tersebut. Akibatnya, dia sel­alu meraup keuntungan yang besar setiap kali berkeliling menjajakan pakaian khas Sunda.

“Abah mah gak pernah rugi, selalu untung. Abah selalu nyebut ke konsumen ini kam­pret Kang Dedi, ini pangsi Kang Dedi. Wah, kalau sudah begitu, orang pasti mau beli,” kata Abah.

Tinggalkan Balasan