NGAMPRAH– Kontruksi bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cikalongwetan banyak yang mengalami kerusakan dengan kondisi retak. Hal itu ditemukan oleh Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna saat melakukan sidak.
“Saya cukup kaget juga dengan kondisi bangunan yang rusak dan retak padahal baru dipakai satu tahun terakhir, tapi bangunannya sudah banyak yang mengalami kerusakan,” sesal Umbara.
Kondisi rusak itu terlihat di bagian plafonnya, dinding gedung ruang pasien VIP, dan VVIP retak-retak, dan beberapa bagian lantai mengelupas. Retakan itu diduga akibat kontur tanah tempat gedung ruang rawat VIP dan VVIP tersebut labil. Tanah yang berada di luar gedung juga sebagian ada yang terlihat bergeser hingga menyebabkan dinding kedua saluran air jadi berdempetan.
Sementara itu, Direktur RSUD Cikalongwetan Ridwan Abdullah Putra membenarkan ada sejumlah retakan di beberapa bagian bangunan. Kondisi itu sudah terjadi sekitar tiga bulan lalu.
Namun pihak RSUD Cikalongwetan tidak bisa berbuat banyak dikarenakan keterbatasan anggaran pemeliharaan gedung.
“Kondisi anggaran yang memang minim sebesar Rp 50 juta/tahun untuk perawatan gedung, sehingga belum bisa maksimal untuk diperbaiki,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, ujar dia, di bagian belakang rumah sakit juga berupa tanah urukan sehingga kurang kuat menahan beban. Yang dikhawatirkan, gedung untuk ruang rawat VIP dan VVIP bergeser dan itu sudah terlihat dari munculnya retakan pada dinding bangunan.
Jika tidak segera ditangani keretakan bisa bertambah parah. Karena itu, gedung untuk ruangan VIP dan VVIP sampai sekarang belum difungsikan karena sarana dan prasarana pendukung belum lengkap.
“Idealnya anggaran perawatan bangunan untuk RSUD Cikalongwetan yang luas ini sekitar Rp 300 juta-Rp 500 juta/tahun, jadi bisa leluasa ketika ada kerusakan. Jadi perbaikan juga bisa langsung dikerjakan pada saat itu juga,” paparnya.
Seperti diketahui, RSUD Cikalongwetan dibangun oleh PT Nindya Karya (persero). Rumah sakit pelat merah ini mulai dibangun akhir 2015 dan selesai pada Maret 2017. Total pembangunan menghabiskan anggaran Rp 130 miliar dan baru bisa beroperasi untuk melayani masyarakat mulai 27 Juli 2017. RSUD ini menjadi yang ketiga di KBB setelah RSUD Cililin dan Lembang. (drx)