9.311 Hektar Sawah di Jabar Kekeringan

BANDUNG – Terjadinya kemarau di Jawa Barat sepertinya mulai memberikan dampak tehadap ribuan hektar sawah di beberapa daerah. Bahkan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Hendy Jatnika, mengatakan berdasarkan laporan per 17 Juli 2018, tercatat luas lahan yang terdampak kemarau mencapai 9.311 hektare (ha). Dengan rincian kondisi ringan 5.460 ha, sedang 2.610 ha, dan berat 835 ha.

“Khusus untuk lahan yang mengalami puso tercatat mencapai 406 hektare. Memang masih kecil (puso) tapi luas lahan yang terdampaknya sangat banyak,” ujarnya, di Gedung Sate, kemarin (23/7).

Dia memaparkan, lahan puso paling banyak terjadi di Indramayu seluas 100 Ha. Kemudian disusul Garut 92 ha, Ciamis 77 ha, Kabupaten Sukabumi 67 ha, Majalengka 51 ha, Kabupaten Bogor 51 ha, dan Kabupaten Bandung 3 ha.

Menurutnya, saat ini memang tengah memasuki musim kemarau sehingga debit hujan sudah berkurang, terhitung Juli, Agustus, dan September. Sehingga banyak lahan sawah tadah hujan yang kekurangan air.

Adapun luas lahan terdampak kemarau terjadi hampir di seluruh daerah di Jabar. Terutama di wilayah yang belum memiliki sistem irigasi teknis. Sehingga, banyak para petani yang terlanjur melakukan penanaman terancam puso.

“Seharusnya petani yang punya lahan tanpa irigasi teknis tidak memaksakan menanam padi. Sebaiknya menanam jagung atau kedelai,” katanya.

Sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah menyiapkan pompanisasi bagi lahan yang masih punya potensi air. Alat pompa sudah lama disebar ke dinas terkait di kabupaten/kota.

“Pompa sudah siap digunakan, tinggal digerakkan petugas di lapangan dan TNI. Tapi kadang kendalanya adalah bahan bakar,” jelasnya.

Meski dihantui kemarau panjang, Hendi optimistis target produksi padi Jabar bisa tetap tercapai mengingat realisasinya hingga pertengahan tahun sudah mencapai 60%.

Tahun ini target produksi padi Jabar sebesar 12,5-13 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dengan rata-rata produksi sebesar 1 juta ton per bulan.

“Saya harap di bulan Oktober sudah hujan sehingga bisa langsung masuk musim tanam 2018-2019,” pungkasnya. (bbs/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan