Waspada Penculikan dan Kekerasan Anak

jabarekspres.com – Bunda Paud Kabupaten Bandung Barat, Elin Suharliah Abubakar mengingatkan setiap orangtua, untuk tetap waspada terhadap aksi penculikan.

Karena menurutnya, penculikan bisa terjadi kepada siapa saja dan di mana saja yang dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab.

“Tidak bisa dipungkiri pelaku penculikan mungkin berada di sekitar lingkungan kita tinggal. Jadi, saya mengimbau para orangtua dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban penculikan,” kata Elin kepada wartawan di Ngamprah, kemarin ketika ditemui (16/3)

Terus berkembangnya berita penculikan membuat para orangtua cemas dan takut membiarkan anaknya berada di luar rumah. Oleh karena itu, Elin meminta para orangtua dan masyarakat untuk melakukan pengawasan lebih intens lagi terhadap aktivitas anak-anaknya ketika berada di luar rumah.

“Jika ada orang mencurigakan di sekitar kita, segera laporkan pada aparat hukum, atau RT/RW setempat untuk kemudian dikoordinasikan dengan aparat penegak hukum terdekat,” ujarnya.

Terutama, kata Elin, pada saat anak-anak pulang sekolah agar dapat diperhatikan. Sebab, potensi penculikan seringkali terjadi pada saat anak-anak pulang sekolah menunggu orangtuanya. “Terkadang penculik mengaku-ngaku keluarga korban dan lainnya. Banyak sekali modusnya yang dilakukan pelaku untuk melakukan penculikan,” paparnya.

Elin menambahkan, jika anak-anak menjadi korban penculikan, maka khawatirnya anak-anak akan mengalami trauma akibat aksi kejahatan tersebut. Perhatian orangtua untuk menjaga anak-anak menjadi hal utama.

“Anak-anak butuh diperhatikan orangtuanya,” ujarnya.

Untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak di Kabupaten Bandung Barat, Dinsosnakertrans bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

P2TP2A mencatat, sepanjang 2016 telah terjadi kekerasan terhadap anak sebanyak 22 kasus. Pada tahun lalu tercatat 28 kasus.

“Tahun ini kasus kekerasan terhadap anak menurun,” ujar Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Bandung Barat, Heri Partomo, saat dihubungi, kemarin.

Pihaknya juga menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat desa, kecamatan, dan kepolisian agar bersama-sama mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.

Menurut Heri, tiga wilayah tertinggi kasus kekerasan terhadap anak pada tahun lalu terjadi di Kecamatan Cipatat sebanyak 7 kasus, Kecamatan Cisarua 4 kasus, dan Kecamatan Ngamprah 4 kasus. Sisanya terjadi di kecamatan lainnya.

Tinggalkan Balasan