Pemimpin JAD Ditangkap

jabarekspres.com, JAKARTA – Densus 88 Anti Teror mendapat tangkapan seorang terduga teroris kelas kakap kemarin (7/4). Seorang pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bernama Zainal Anshori (ZA), 43, tertangkap saat merencanakan serangan teror ke Polsek Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Zainal diketahui menjadi pemimpin JAD karena secara langsung ditunjuk oleh pimpinan ideologis JAD Amman Abdurrahman.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Mabes Polri Kombespol Martinus Sitompul menjelaskan bahwa ZA ditangkap sekitar pukul 09.30 saat sedang mengendarai sepeda motor. ”Penangkapan dilakukan di depan sebuah SMP di Paciran, Lamongan,” jelasnya.

Di lokasi yang berdekatan sekitar Paciran juga ditangkap dua terduga teroris lainnya berinisial ZH,37, dan AB, 20. Keduanya diduga merupakan anak buah dari Zainal. ”Ketiganya ditangkap secara berantai di lokasi yang berbeda, tapi masih berdekatan,” jelasnya ditemui di kantor Divhumas Mabes Polri.

Menurutnya, penangkapan tersebut merupakan hasil pengembangan penangkapan terhadap kelompok JAD lain yang dipimpin Suryadi Masud alias Abu Ridho. ”Suryadi Masud yang sempat ke Filipina untuk membeli senjata dan saat penangkapan meninggal dunia,” terangnya.

Dari ketiga terduga teroris, yang paling menonjol adalah ZA. Pasalnya, ZA merupakan pimpinan JAD yang langsung ditunjuk oleh Amman Abdurrahman. ”Sepak terjangnya cukup tinggi, dia pernah latihan militer di Filipina, membeli senjata bersama Suryadi pada Kelompok Abu Sayyaf dan diduga juga terlibat aksi Thamrin,” tuturnya.

Sementara Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, ZA kemudian bersama ZH dan seorang terduga teroris lain berinisial NH membawa lima senjata laras pendek yang dibeli dari Filipina. Dua pucuk senjata untuk aksi teror Thamrin dan tiga senjata lain belum diketahui. ”Diduga ZA ini yang mengetahui keberadaan tiga senjata ini,” ungkapnya.

Peran lainnya, ZA ini juga menghubungkan antara Suryadi Masud, terduga teroris yang meninggal dalam penggerebekan di Cilegon, Banten dengan Nanang Kosim, terduga teroris yang juga telah tertangkap di Cilegon. ”Keduanya dihubungkan ZA untuk menjemput senjata api laras panjang M 16 yang juga dibeli di Filipina,” tuturnya.

Tidak hanya itu, ZA juga pernah memerintahkan terduga teroris berinisial R untuk melakukan survey di Pelabuhan Tanjung Perak dan Lamongan untuk membuka jalur pengiriman senjata api. ”Rencananya senjata api laras panjang ini akan diselundupkan masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan