Ajak Pekerja Seni Perangi Narkoba

jabarekspres.com, CIMAHI – Untuk menyo­sialisasikan dampak peng­gunaan narkoba, Badan Nar­kotika Nasional (BNN) Kota Cimahi mengajak para pe­kerja seni untuk bekerjasama membantu menkampanyekan anti narkoba.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masy­arakat, BNNK Kota Cimahi, Wahyu Harja Prayoga men­gatakan, pihaknya mengun­dang para seniman yang terdiri dari pelukis mural, pemain teater, pemusik, sanggar seni tari, dan pe­kerja seni lainnya untuk menerima arahan mengenaibahaya narkoba.

Dirinya menilai, para pe­kerja seni memiliki tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap dampak buruk nar­koba. Sehingga, mengundang para pelaku seni untuk terli­bat dalam pencegahan penya­lahgunaan narkoba yang sedang marak terjadi.

”Perlu diakui, lingkungan pekerja seni, komunitas seni, itu menjadi tempat yang kerap dituding sebagai ranah pere­daran narkoba,” jelas Wahyu ketika ditemui kemarin (26/5)

Kegiatan yang bertajuk Komunikasi Informasi Edu­kasi Pencegahan Pemberan­tasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) ini menginginkan mereka mampu menyampai­kan, minimal kepada ang­gota komunitasnya atau ke­pada keluarganya.

Hal ini dilakukan untuk menekan penyalahgunaan dan menekan peredaran gelap narkoba dan melakukan pencegahaan dalam penya­lahgunaan narkoba.

Dia melanjutkan, untuk memutus mata rantai pere­daran narkoba, diperlukan peran dari berbagai pihak, tidak hanya mengandalkan BNN saja.

”Cimahi ini wilayahnya kan sangat kecil, tidak ada tempat hiburan malam juga. Saya kira upaya pencegahan akan lebih mudah dilaksanakan, tinggal bagaimana niat dan keseriusannya saja,” katanya.

Sementara itu ditempat yang sama, salah satu penggiat seni, Bahar Malaka, menuturkan jika apa yang dilakukan oleh BNN cukup baik untuk diikuti, terutama bagi kalangan pegiat seni yang diakuinya identik dengan dunia narkotika.

”Dulu banyak sekali pegiat seni yang bersentuhan dengan barang haram tersebut, ala­sannya juga bermacam-ma­cam, mayoritas agar mudah mencari inspirasi,” ungkapnya ketika mengikuti sosialisasi

Menurutnya, kencangnya arus budaya barat yang masuk ke Indonesia, turut berperan meningkatkan kasus penya­lahgunaan naroba.

”Jelas peran budaya barat sangat terasa. Padahal apa yang dilakukan itu, bertolak belakang dengan budaya In­donesia yang ketimuran,” terangnya. (zis/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan