Mancini Taktikal, Sinisa Instingtif

DERBY Della Madoninna Senin dinihari nanti tak hanya menyajikan duel dua tim sekota yang memiliki rivalitas sangat panjang. Derby Milan itu juga akan mempertemukan dua sahabat kental Roberto Mancini dan Sinisa Mihajlovic.

Roberto Mancini Manager Inter MIlan
Roberto Mancini
Manager Inter MIlan

Hanya saja, di Giuseppe Meazza nanti, keduanya bertemu bukan sebagai sahabat karib, melainkan sebagai musuh yang akan saling mengalahkan. Persahabatan Mancini dan Sinisa sudah terjalin sejak lama. Keduanya pernah bermain bersama selama musim untuk Lazio dan Sampdoria.

Setelah pension, Mihajlovic kemudian menjadi asisten Mancini saat pertama kali menukangi I Nerazzurri periode 2004-2008. Hasilnya sangat memuaskan. Kerjasama keduanya sukses mempersembahkan tiga scudetto dan dua Coppa Italia untuk Inter. Selepas meninggalkan Inter, Mancini pergi ke Inggris untuk melatih Manchester City.

Sementara Mihajlovic memutuskan berkarir sebagai pelatih dengan menerima tawaran Bologna. Perpisahan inilah yang akhirnya membentuk karakter dan pemikiran masing-masing pelatih. Dario Marcolin, yang pernah bekerja dengan Mancini dan Sinisa, memberikan pandangannya tentang kedua pelatih itu. Dari pengalamannya bekerjasama dengan Mancini dan Sinisa, Marcolin mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan keduanya.

”Keduanya memiliki kesamaan dalam hal kekuatan personalitas. Keduanya adalah pemimpin, meskipun mereka mengekspresikannya dengan cara yang berbeda. Karisma Mancini dan Mihajlovic adalah bukti betapa sulit untuk tidak mengikuti mereka,” kata Marcolin.

Persamaan itu akan hilang saat membicarakan pemikiran dan strategi kedua sahabat karib itu. Perbedaan pemikiran inilah yang nanti mempengaruhi permainan Inter dan Milan dalam Derby Della Madoninna.

Menurut Marcolin, Mancini sosok yang lebih percaya kepada taktik dan cenderung pragmatis. Sedangkan Mihajlovic merupakan pelatih yang sedikit banyak mengandalkan insting dan cakap dalam memotivasi. ”Mancini selalu terbuka untuk berdialog dengan siapapun. Mihajlovic selalu mencari konfrontasi, bahkan ketika itu beresiko menciptakan permusuhan hanya agar dirinya bisa menerapkan gagasannya,” jelas Marcolin.

”Keduanya adalah orang yang teliti dan detail. Roberto sangat bagus dalam membangun tim. Dia punya pengetahuan yang luar biasa tentang sepak bola. Mancini tak pernah gagal.” ”Sinisa lebih instingtif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan