Instagram Akan Fokus Ikuti Video Tren di 2022

JAKARTA – Pada tahun 2022, Instagram tampaknya akan focus mengikuti tren video sharing yang sedang ramai di Youtube dan TikTok. Hal ini disampaikan oleh CEO Instagram, Adam Mosseri. Melalui cuitan di Twitter pribadinya.

Dia membagikan beberapa hal yang akan menjadi fokus Instagram di tahun 2022 termasuk salah satunya akan lebih serius pada kategori berbagi video oleh para kreator konten.

Pengguna dapat mengharapkan lebih banyak fungsi dan fitur hadir di Reels dan timeline feed Instagram yang memprioritaskan video dari pada konten lainnya.

Perubahan ini dikatakan hadir untuk bisa bersaing dengan TikTok yang masih sangat berkembang dari tahun ke tahun untuk kategori berbagi video. Selain itu, TikTok juga menjadi lawan sengit Instagram lantaran berhasil menjadi satu-satunya aplikasi yang bukan dari Meta (induk perusahaan Facebook) yang memiliki lebih dari tiga miliar unduhan secara global.

“Dua tema penting adalah video, fokus kami pada Reels, mulai mengkonsolidasikan format video kami dan membangun alat kreatif baru,” ujarnya.

Selain itu, dirinya juga berjanji bahwa Instagram akan menjadi platform yang akan punya fitur kontrol baru untuk memberi orang lebih banyak cara untuk membentuk Instagram menjadi yang terbaik bagi mereka dengan hal-hal seperti kontrol konten sensitif dengan kemampuan untuk menyembunyikan jumlah Like dengan memperluas kata-kata tersembunyi ke DM.

“Kami akan menggandakan fokus kami pada video, kami tidak lagi hanya aplikasi berbagi foto, dan menggabungkan semua format video kami di sekitar Reels dan terus mengembangkan produk itu,” lanjutnya.

Sebagai pengingat, pada Oktober tahun lalu, Instagram mengatakan bahwa “Video” adalah rumah baru untuk IGTV, video feed dan streaming langsung. Sampai sekarang, fitur ini muncul tepat di samping fitur berbagi video, Reels, tetapi mungkin perusahaan masih berencana untuk mengintegrasikan semua format videonya.

Fokus lain di Instagram pada 2022 adalah transparansi. Meski orang masih menganggap klaim ini hanya isapan jempol belaka lantaran berada di bawah naungan Facebook yang terkenal banyak skandal pelanggaran data, transparansi dan kasus lainnya, Mosseri meyakinkan hal tersebut tidak akan terjadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan